Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kasus kejahatan Seksual seperti Reynhard Sinaga di Mata Psikolog

Potensi melakukan kejahatan seksual, meskipun tak terlihat dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Begitu kata psikolog terkait kasus Reynhard Sinaga.

8 Januari 2020 | 09.57 WIB

Reynhard Sinaga, merupakan ahasiswa S3 Indonesia di Inggris, telah divonis hukuman penjara seumur hidup usai perkosaan terhadap 48 korban laki-laki. Reyhard melakukan aksinya alam rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017. manchestereveningnews.co.uk
Perbesar
Reynhard Sinaga, merupakan ahasiswa S3 Indonesia di Inggris, telah divonis hukuman penjara seumur hidup usai perkosaan terhadap 48 korban laki-laki. Reyhard melakukan aksinya alam rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017. manchestereveningnews.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Reynhard Sinaga adalah mahasiswa doktoral asal Indonesia yang dilaporkan melakukan kejahatan seksual dengan aksi pemerkosaan sebanyak 48 pria yang kini dilaporkan di Manchester, Inggris. Psikolog klinis Kasandra Putranto menyebutkan ada banyak faktor yang dapat menentukan kejahatan seksual yang pernah dilakukan Reynhard Sinaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasandra menyebut kekuatan psikologis sangat besar. Potensi melakukan kejahatan seksual, meskipun tidak terlihat, dapat menimbulkan kerusakan yang besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kecerdasan intelektual tidak berbanding lurus dengan kecerdasan emosi dan sosial. Saya seringkali bertemu keluarga religius ternyata anaknya memiliki pengalaman seksual yang mengerikan tanpa diketahui keluarga," ujar Kasandra.

Kasandra menilai obat sejenis GHB atau Gamma Hidroksi Butirat yang digunakan Reynhard untuk melumpuhkan korbannya sudah banyak beredar dan mudah diperoleh.

"Ada (sejenis GHB). Date rape drugs sudah banyak beredar dan mudah diperoleh. (Gunanya) menghilangkan kesadaran dan melemaskan otot. Makanya saat penetrasi tidak terasa. Bahkan mereka tertidur hebat sampai mendengkur," jelas Kasandra.

Namun, Kasandra mengatakan belum bisa menentukan jenis kelainan yang diidap Reynhard mengingat belum ada pemeriksaan lebih lanjut.

"Yang jelas, dari sudut pandang psikologi forensik ini adalah kejahatan yang melibatkan kekerasan seksual berantai atau serial rapist," ungkap Kasandra.

Dengan adanya kejadian ini, Kasandra mengingatkan berbagai kalangan, bukan hanya wanita, di kalangan sosial apa pun untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Saya hanya bisa mengimbau agar semua meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus