Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Juni diperingati sebagai Bulan Kesadaran Katarak Sedunia. Di Indonesia, katarak masih menjadi salah satu penyebab kebutaan utama, dengan 34,47 persen penderita katarak mengalami kebutaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kekeruhan lensa mata akibat katarak menjadi salah satu penyebab utama kebutaan di Indonesia," kata Rahmat Setiawan, Deputy Program Director, Yayasan Ishk Tolaram Indonesia dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 1 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti dilansir laman Halodoc, katarak adalah suatu penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu. Namun, lama-kelamaan, katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas sehari-hari. Penyakit mata ini merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati.
Ada beberapa penyebab katarak. Yang paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel.
Hal tersebut menyebabkan gumpalan protein dan mengurangi cahaya yang masuk ke retina, sebuah lapisan yang sensitif terhadap cahaya yang terletak di belakang dalam mata. Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan pandangan kabur dan tidak tajam. Perubahan lensa diawali dengan warna kuning kecoklatan ringan, tetapi semakin memburuk seiring dengan bertambahnya waktu.
Beberapa kelainan genetik bawaan juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lain yang bisa meningkatkan risiko katarak. Selain itu, katarak juga bisa disebabkan oleh kondisi mata lain, operasi mata sebelumnya, atau kondisi medis seperti diabetes. Penggunaan obat steroid jangka panjang juga bisa menyebabkan penyakit mata tersebut berkembang.
Yayasan Ishk Tolaram, organisasi filantropi yang fokus pada edukasi dan akses kesehatan, berkolaborasi dengan Lentera Mata Indah dan Perdami, memberikan operasi katarak gratis di Kota Semarang, Jawa Tengah dan Kabupaten Banggai Laut, Sulawasi Tengah. Kolaborasi ini juga menggandeng Campaign, startup pemilik aplikasi Campaign #ForABetterWorld untuk mewujudkan program yang diberi nama See For a Better World: Restoring Sight, Changing Lives #EyeCareForAll.
Program ini bertujuan memerangi kebutaan akibat katarak dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia. Melalui program ini, lebih dari 900 penderita katarak di Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah akan mendapatkan operasi katarak gratis.
Sukaesih menjadi salah satu pasien yang mendapatkan kesempatan itu anita 67 tahun tersebut menderita katarak selama 2 tahun. Awalnya, ia bisa membaca dengan baik, namun pandangannya kian melemah dan berbayang kebiruan. “Setelah operasi, akhirnya saya bisa bercakap dengan teman dan saudara dengan jelas. Biasanya tidak bisa melihat orangnya dan hanya bisa mendengar suaranya saja, walaupun jaraknya sangat dekat,” ujar Sukaesih.
Kondisi yang sama dialami Putriwati. Wanita 62 tahun ini tidak bisa meneruskan usaha dagangnya di rumah sendirian, sehingga harus meminta bantuan anak-anaknya. Tidak hanya berdampak pada penglihatan, kondisi ini mengganggu pikiran Putriwati hingga membuat tensinya tinggi, “Padahal, kata dokter, tubuh saya masih sangat sehat, hanya penglihatannya saja yang lemah,” ujarnya. Setelah melalui operasi katarak, Putriwati merasa lega karena sudah tidak lagi memiliki tanggungan penyakit.
Rahmat menambahkan program ini merupakan upayanya untuk memberikan kembali penglihatan dan kemandirian bagi para lansia. "Kami berharap program ini dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan mereka,” katanya.
23-25 Mei 2024 lalu, 810 mata dari 701 pasien telah mendapatkan operasi katarak di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama, Semarang, Jawa Tengah. Sementara itu, pada Juni 2024, direncanakan sebanyak 200 penderita katarak akan mendapatkan operasi katarak di RSUD Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Operasi katarak gratis ini menggunakan metode SICS (Small Incision Cataract Surgery) yang aman, efektif, dan hanya membutuhkan waktu singkat. Pasien tidak memerlukan rawat inap pasca operasi. Lebih dari operasi katarak, program ini juga memanfaatkan teknologi untuk mengedukasi masyarakat tentang kesehatan mata melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld. Kampanye #EyeCareForAll mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai aksi untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mata dan mendukung program operasi katarak gratis. “Pengguna aplikasi dapat berdonasi tanpa uang dengan mendukung kampanye dan menyebarkan informasi seputar kesehatan mata,” ujar Nabila Aulia, Program Sponsorship Management Campaign.