Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kenali Tanda Epilepsi pada Anak, Lihat Jenis Kejangnya

Kenali tanda epilepsi pada anak dengan melihat dua gejala khas, yaitu gejala fokal dan umum. Cek bedanya.

28 Maret 2023 | 17.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua bisa bantu mengenali tanda-tanda epilepsi pada anak dengan melihat dua gejala khas, yaitu gejala fokal dan umum. Gejala fokal terdapat kekhasan tersendiri, yaitu jika terjadi kejang hanya satu sisi tubuh saja yang bergerak berulang. Sementara gejala umum jika anak menderita kejang ditandai kaku seluruh tubuh, tersentak seperti kaget, atau melamun sambil mengucap kata yang tidak jelas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada juga beberapa perbedaan yang termasuk kejang karena epilepsi atau kejang biasa. Pertama, jika kejang epilepsi serangannya selalu mendadak dan tiba-tiba. Kedua, kejang epilepsi akan berulang dan dengan gerakan yang sama, berbeda jika bukan kejang bisa terjadi saat sedang aktif ataupun saat santai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, kejang epilepsi juga bisa dilihat dari arah mata pasien. Umumnya mata akan membelalak ke atas jika kejang fokal atau ke samping kiri atau kanan. Jika sudah terjadi serangan, epilepsi hanya berlangsung beberapa menit, jika sudah lebih dari 10 menit kemungkinan bukan kejang.

“Dan terpenting adalah dilakukan pengamatan atau perekaman semalaman Jadi, pada waktu serangan nanti dilihat pada gelombang pemeriksaan elektroensefalogram (EEG) dan sesuai dengan lokasinya maka itu kejang. Tapi kalau kejang itu oleh karena kemungkinan lain maka biasanya pada EEG-nya tidak muncul gelombang, mungkin yang muncul hanya perlambatan pada suatu daerah,” papar konsultan neurologi anak Prof. Dr. dr. Irawan Mangunatmaja Sp.A(K).

Ia juga menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan otak jika anak pertama kali mengalami kejang sehingga bisa diketahui dengan cepat apakah ada gangguan di otaknya melalui pemeriksaan EEG paling lambat 2x24 jam setelah serangan terjadi. 

Pengobatan pasien epilepsi
Secara umum terdapat 80 persen pasien epilepsi bisa sembuh total namun masih memerlukan pengobatan. Penyakit yang di masyarakat dikenal dengan ayan ini bila diobati dengan baik bisa menurunkan intensitas kejang dan beratnya serangan sehingga kualitas hidup anak tetap terpenuhi.

Irawan juga menyarankan orang tua untuk selalu berkonsultasi dan berhubungan baik dengan dokter anak yang menangani epilepsi agar bisa terus memantau kondisi kejang anakdengan baik. Selain itu, orang tua juga harus melaporkan kepada dokter jika anak mengalami kejang dalam waktu tidak lebih dari satu minggu agar dokter dapat memberikan pengobatan yang dapat menurunkan frekuensi kejangnya.

“Jadi, dokter anak kalau punya pasien kejangnya lebih dari 10 atau masih banyak maka harapan saya adalah memberikan nomor telepon kepada pasiennya kemudian beritahukan dalam satu minggu akan menaikkan dosisnya karena dengan cepat menaikkan dosis obat tersebut, kualitas anak itu akan lebih baik,” ucapnya.

Ada dua jenis penggunaan obat epilepsi,  yaitu obat 2 tahun bebas kejang dengan kemungkinan kejang berulang 13 persen, dan 1 tahun bebas kejang dengan kemungkinan berulang 50 persen. Dokter juga akan memantau efek samping penggunaan obat selama 3-4 bulan sekali melalui pemeriksaan laboratorium.

Pilihan Editor: Bukan Keturunan, Simak Penjelasan Pakar soal Epilepsi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus