Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari Natal semakin dekat. Keluarga yang merayakan pun sudah mulai menyiapkan segala keperluan, termasuk kebutuhan dan hadiah untuk anak-anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pakar parenting Hannah Keeley menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Natal. Berikut penjelasannya kepada Fox News Digital.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membuat harapan yang tak realistis
Jangan membuat harapan yang tak realistis bagi keluarga. Contohnya menjanjikan bepergian ke suatu tempat yang sulit diwujudkan atau melakukan sesuatu yang mungkin cukup merepotkan.
Menjadikan Natal untuk menyuap anak
Orang tua meminta anak untuk berperilaku baik agar mendapat hadiah dari Sinterklas. Menurut Keeley, cara ini menurunkan standar parenting.
"Jangan mengurangi standar parenting untuk menyuap, terutama melibatkan karakter yang seharusnya menjadi simbol perdamaian dan kebaikan di Bumi," saran Keeley. "Menyayangi anak cukup dengan cara mengajari mereka berperilaku yang baik dan ajarkan disiplin diri."
Jadi martir hari libur
Keeley menyebut "ibu martir" untuk menggambarkan ibu yang maunya mengerjakan semua keperluan Hari Natal. "Mereka ingin memastikan semua orang merasakan Natal yang sempurna tapi dengan mengorbankan diri mereka," kata Keeley.
Banyak mengomel
Jangan banyak mengomel di sekitar anak karena stres di hari libur. Anak berusia di atas 9 tahun memproses informasi secara egosentris, yang artinya jika ada masalah, mereka akan menganggap itu kesalahan mereka. Jadi, orang tua sebaiknya tak mengomel di sekitar atau terdengar oleh anak-anak.
Mengabaikan daftar hadiah
"Banyak orang tua salah kaprah dengan mengajarkan anak membuat daftar keinginan saat Natal dan mendapatkan yang mereka mau," jelas Keeley.
Pilihan Editor: 30 Ide Kado Natal untuk Pacar yang Romantis dan Bermakna