Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kiat Atasi Kekurangan Vitamin D

Kekurangan vitamin D akan meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Berikut cara untuk mengatasinya.

14 Januari 2022 | 09.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi konsumsi vitamin. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Adam Prabata mengatakan kekurangan vitamin D akan meningkatkan risiko penyakit atau kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, serta komplikasi terkait kehamilan. Kandidat PhD ilmu kedokteran Universitas Kobe itu juga menjelaskan anak-anak yang minum ASI dengan vitamin D yang tidak memadai juga berisiko menderita rakhitis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus menjaga tubuh dari penyakit," ujar Adam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adam menyebutkan ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mencegah kekurangan vitamin D. Pertama melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala. Pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 25-80 ng/mL.

"Perbanyak juga kegiatan di luar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D seperti ikan-ikanan salmon, tuna, hati sapi serta jamur," kata Adam.

Memperbanyak kegiatan di luar ruangan seperti berolahraga dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari dan diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar ini dapat memproduksi vitamin D. Hal ketiga yang dapat dilakukan adalah minum suplemen untuk memastikan makanan yang dikonsumsi dapat memenuhi 20 persen kebutuhan vitamin D dalam tubuh.

Menurut Adam, berjemur saja tidak cukup untuk memenuhi 80 persen sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal. Ia juga mengatakan vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2 karena lebih lama bertahan di darah serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh.

Sementara itu, dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasi yang dimiliki, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.

"Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19," kata Adam. "Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus