Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kesuburan itu rumit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang atau pasangan untuk hamil. Salah satu hal yang dapat dipikirkan sebelum memiliki anak adalah betapa pentingnya nutrisi untuk kesuburan dan apakah makanan tertentu yang perlu dihindari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ternyata, nutrisi yang baik adalah kunci kesuburan. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah melakukan lebih banyak penelitian tentang diet dan makanan tertentu yang harus dipertimbangkan oleh calon orang tua untuk ditambahkan atau dihilangkan dari gaya hidup untuk mencapai peluang terbaik pembuahan. Berikut makanan yang sebaiknya dikurangi saat mencoba hamil dan tips gaya hidup lain yang mendukung kesuburan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Daging merah
Penelitian saat ini menunjukkan konsumsi daging merah dan olahan yang tinggi seperti daging sapi, bacon, hot dog, dan sosis kemungkinan merupakan penyebab infertilitas atau kemandulan pada semua jenis kelamin. Satu studi menemukan pria yang makan daging olahan dalam jumlah besar memiliki kualitas, kuantitas, dan motilitas sperma yang lebih buruk daripada yang makan ikan.
Daging merah dan olahan juga tinggi lemak trans dan jenuh, yang dikaitkan dengan gangguan kesuburan. Studi lain menunjukkan asupan protein hewani yang tinggi juga dapat dikaitkan dengan penurunan kesuburan. Pertimbangkan untuk mengganti daging merah dan daging olahan dengan pilihan protein nabati seperti tahu, tempe, kacang polong, buncis, dan kacang-kacangan.
Karbohidrat yang rendah serat
Beberapa penelitian mengaitkan pola makan tinggi karbohidrat ultrahalus, termasuk makanan tinggi indeks glikemik (GI), dengan penurunan kesuburan pada beberapa orang. Hubungan ini tampak lebih kuat ketika pola makan juga rendah serat dan tinggi gula tambahan.
Ketika makanan memiliki indeks glikemik tinggi, itu berarti akan memicu lonjakan gula darah yang lebih besar setelah dikonsumsi daripada makanan GI rendah. Beberapa contoh makanan GI tinggi adalah roti putih dan pasta, kerupuk putih, makanan penutup, makanan yang dipanggang, dan makanan ringan kemasan olahan lain.
Ingatlah bahwa GI tinggi tidak secara otomatis merupakan sifat yang mengurangi kesuburan. Sifat rendah serat dari makanan tinggi gula ini cenderung berdampak negatif pada kesuburan. Sebuah tinjauan menemukan mengganti makanan GI tinggi dengan GI rendah membantu meningkatkan kesuburan wanita. Makanan GI rendah ini termasuk biji-bijian dan sayuran tertentu yang umum dalam diet Mediterania, sangat tinggi serat dalam makanan seperti buah dan sayuran utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian, roti, dan pasta gandum 100 persen.
Makanan yang dipanggang
Makanan yang dipanggang seperti roti, donat, dan kue, terutama yang digoreng atau berbahan dasar margarin, dapat mengandung lemak trans dan jenuh yang tinggi. Konsumsi jenis lemak ini dikaitkan dengan gangguan kesuburan. Penelitian juga menunjukkan memilih lemak trans daripada karbohidrat sehat dikaitkan dengan risiko gangguan ovulasi 73 persen lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kemandulan. Contoh sumber lemak tak jenuh tunggal adalah alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Minuman manis
Sebuah studi terhadap 3.828 wanita berusia 21-45 tahun dan 1.045 pasangan mereka yang merencanakan kehamilan menganalisis efek minuman manis pada kesuburan hingga 12 siklus menstruasi. Peneliti menemukan pria dan wanita yang rutin minum minuman manis, yang didefinisikan sebagai mengonsumsi setidaknya tujuh minuman per minggu, mengalami penurunan kesuburan.
Minuman soda berpemanis gula dan minuman berenergi memiliki efek terburuk dibandingkan dengan minuman diet dan jus buah, yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan kesuburan. Studi lain menemukan konsumsi minuman manis yang lebih tinggi dikaitkan dengan jumlah total telur yang matang dan dibuahi serta embrio berkualitas tinggi. Alih-alih soda manis, cobalah air putih yang dicampur seiris lemon atau beri.
Produk susu tertentu
Sebuah studi tahun 2007 menemukan susu tinggi lemak dikaitkan dengan risiko infertilitas yang lebih rendah karena kurangnya ovulasi. Sedangkan susu rendah lemak dikaitkan dengan peningkatan risiko. Wanita yang mengonsumsi produk susu penuh lemak setidaknya sekali sehari memiliki risiko 25 persen lebih rendah mengalami masalah kesuburan karena gangguan ovulasi dibandingkan dengan wanita yang lebih jarang mengonsumsinya, sekitar sekali seminggu.
Selain itu, wanita yang mengonsumsi lebih dari dua porsi susu rendah lemak per hari 85 persen lebih mungkin mengalami infertilitas karena kurangnya ovulasi dibandingkan yang minum susu rendah lemak hanya seminggu sekali. Diperlukan lebih banyak penelitian tentang efek konsumsi susu dan kesuburan.
Tetapi, studi observasi saat ini menunjukkan beberapa produk susu utuh dapat bermanfaat bagi kesuburan wanita sementara produk rendah lemak atau bebas susu mungkin lebih baik untuk kesuburan pria. Alternatifnya, Anda dapat menghindari produk susu tertentu dan menggunakan berbagai macam susu, keju, dan produk susu nabati dengan kandungan lemak berbeda.
JESSYCA GAZELLA | HEALTHLINE