Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus Reynhard Sinaga yang mendapatkan hukuman mati di Pengadilan Inggris masih banyak dibicarakan masyarakat. Ada yang menyebutnya sebagai predator seks atau psikopat. Sebagian orang menganggap bahwa aksinya untuk memperkosa 48 pria di Inggris tergolong sebagai predator seks.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun di satu sisi, saat diadili di persidangan untuk kasus tersebut, pria yang sedang menempuh pendidikan S3 di Inggris itu menampilkan wajah yang tak bersalah ataupun menyesal. Tak heran beberapa orang lain juga menyebutnya sebagai psikopat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jadi, tergolong apakah Reynhard Sinaga itu? Psikolog Veronica Adesla terlebih dahulu menjelaskan ciri-ciri predator seks dan psikopat. Veronica mengatakan bahwa seorang predator seks akan mencari mangsa atau korban untuk memenuhi hasrat seksualnya.
Secara umum, predator seks juga menjalankan aksinya tanpa persetujuan dari korban dan ada tindakan kekerasan hingga pelanggaran hak asasi manusia didalamnya. “Merekam aksinya juga termasuk dalam serangkaian definisi predator seksual,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 9 Januari 2020.
Sedangkan psikopat memiliki ciri mampu menunjukkan tampilan baik, tidak membahayakan dan mudah dipercaya. Sayangnya mereka tak miliki empati alias sulit iba kepada orang lain dan tidak merasa bersalah akan apa yang dilakukan. “Mereka biasanya juga pintar karena bisa memiliki perencanaan yang baik sebelum menjalankan aksinya,” katanya.
Dari masing-masing ciri, Veronica mengatakan bahwa psikopat termasuk dalam jenis gangguan mental yang bisa dimiliki oleh predator seksual. Meski demikian, bukan berarti semua psikopat pasti predator seksual dan sebaliknya. “Dalam kasus Reynhard, silakan masyarakat menilai berdasarkan ciri dari predator seksual dan psikopat,” katanya.