Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Saran Pakar tentang Terapi untuk Anak dengan Autisme

Paka tumbuh kembang memberi sara jenis terapi untuk anak dengan autisme dan apa yang perlu dilakukan orang tua.

18 Februari 2023 | 09.39 WIB

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak konsultan tumbuh kembang Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K) mengatakan sebagian besar anak dengan autisme memulai terapi dengan terapi sensori integrasi atau terapi perilaku. Pasalnya, anak dengan autisme tak hanya mengalami keterlambatan bicara saja, kadang ditemui pula anak tidak fokus hingga mengalami gangguan perilaku.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Anak dengan masalah autisme selain mengalami keterlambatan bicara kadang ditemui anak tidak fokus dan memiliki gangguan perilaku. Sebagian besar anak autisme mulai terapi dengan terapi sensori integrasi atau terapi perilaku,” kata dokter di RSIA Bunda Jakarta tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pilih terapis yang ahli
Agar lebih efektif, terapi bisa dilakukan oleh terapis yang memang ahli di bidangnya sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. "Terapi bicara harus dilakukan oleh terapis, khususnya terapis bicara. Biasanya dilakukan seminggu dua sampai tiga kali, tergantung kondisi pasien," kata Rini.

Agar terapi bicara berjalan lebih optimal, Rini mengatakan biasanya orang tua pun akan diberikan pekerjaan rumah (PR) untuk mengulang kembali kegiatan terapi yang dilakukan pada anak autisme. Misalnya bercerita dengan suara keras, menyebut benda atau bagian tubuh.

“Di rumah pasti orang tua diberikan PR untuk mengulang kegiatan terapi yg dilakukan, seperti bercerita dengan suara keras, menyebut benda atau bagian tubuh, menyuruh anak secara konsisten, dan lain-lain,” jelasnya.

Selain itu, ia juga memaparkan orang tua pun dapat melatih anak untuk meniup dan mengunyah dengan baik. Rini menjelaskan bahwa hal ini baik untuk menguatkan kemampuan gerak oral motor anak. Ia juga mengatakan mainan untuk anak dengan autisme juga tak perlu khusus. Orang tua dapat memberi buku cerita, puzzle, alat tiup seperti peluit atau terompet untuk anak. Kemudian, Rini juga berpesan agar orang tua selalu mengutamakan interaksi dua arah dengan anak autisme. Selain itu, hindari pula penggunaan gawai pada bayi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus