Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan menelusuri video viral warga yang diduga mabuk kecubung di Banjarmasin. Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) masih menunggu hasil uji Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya untuk mengetahui kandungan buah kecubung yang viral marak digunakan untuk efek mabuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sampel buah kecubung telah kami kirim ke Surabaya, tinggal menunggu hasilnya," kata Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel Komisaris Besar Kelana Jaya di Banjarmasin, seperti dilansir Antara, Jumat, 12 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di balik pesonanya yang menawan dengan kelopak bunga berwarna putih atau ungu, kecubung menyimpan bahaya tersembunyi yang mengintai. Tanaman hias yang mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia ini, ternyata mengandung racun mematikan yang dapat membawa petaka bagi manusia.
Dikenal pula sebagai datura, jimbelan, atau bunga setan, kecubung telah lama disalahgunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari ritual tradisional hingga tindakan kriminal. Ketidaktahuan akan bahaya racunnya telah menyebabkan banyak korban, terutama di kalangan anak muda yang tergoda oleh efek halusinasi yang ditimbulkannya.
Bahaya utama kecubung terletak pada kandungan alkaloidnya, seperti skopolamin, atropin, dan hyoscyamine. Zat-zat ini bekerja pada sistem saraf pusat, mengacaukan fungsi otak dan memicu berbagai efek yang membahayakan, antara lain
1. Halusinasi dan Delusi
Pengguna kecubung sering mengalami halusinasi visual dan pendengaran yang intens, melihat dan mendengar hal-hal yang tidak nyata. Delusi yang muncul dapat membuat mereka tidak dapat membedakan antara kenyataan dan khayalan, membahayakan diri sendiri dan orang lain.
2. Kehilangan Kesadaran
Dalam dosis tinggi, racun kecubung dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, bahkan koma. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan penanganan medis.
3. Gangguan Bicara
Efek racun pada sistem saraf dapat menyebabkan kelumpuhan otot-otot di sekitar mulut dan tenggorokan, sehingga pengguna mengalami kesulitan berbicara dengan jelas, cadel, atau bahkan tidak dapat berbicara sama sekali.
4. Peningkatan Denyut Jantung dan Tekanan Darah
Kecubung dapat memicu peningkatan denyut jantung dan tekanan darah secara signifikan, yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.
5. Kejang-kejang
Pada kasus parah, keracunan kecubung dapat memicu kejang-kejang yang tidak terkendali, membahayakan kesehatan otak dan bahkan berakibat kematian.
6. Kematian
Dalam kasus keracunan parah, di mana dosis racun yang masuk ke dalam tubuh sangat tinggi, kecubung dapat menyebabkan kematian.
Efek racun kecubung dapat bervariasi tergantung pada dosis, cara konsumsi, dan kondisi kesehatan individu. Gejala keracunan biasanya muncul dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah konsumsi, dan dapat bertahan selama berhari-hari.
Penggunaan kecubung, baik secara oral, dihirup, ataupun dioleskan pada kulit, dapat membahayakan kesehatan. Racunnya dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara, sehingga perlu kewaspadaan tinggi untuk menghindarinya.
SUKMA KANTHI NURANI I NAOMY AYU NUGRAHENI | ANTARA