Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelontorkan Dana Keistimewaan untuk memperbaiki akses utama pesisir selatan Kabupaten Bantul. Akses ini meliputi Jalan Srandakan - Poncosari - Pandansimo sepanjang 1,2 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jalan yang diperbaiki merupakan jalur utama menuju objek wisata di barat Pantai Parangtritis, seperti Pantai Baru, Pantai Kuwaru, Pantai Cangkring, dan Pantai Segoro Kidul. Jalan ini juga menjadi akses yang mengarah ke Jalur Jalan Lingkar Selatan atau JJLS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ujung jalan yang diperbaiki ini merupakan kawasan wisata pesisir, dengan perbaikan ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisata ke pantai-pantai di sana," kata Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP-ESDM) DIY Tri Murtoposidi pada Kamis, 14 November 2024.
Jalan Rusak Berat
Tri menuturkan, jalan pesisir selatan dari Srandakan-Poncosari-Pandansimo itu total panjangnya 6,5 kilometer. Namun sekutar dua kilometer dari ruasnya mengalami kerusakan berat. Kerusakan jalan di pesisir selatan Yogyakarta itu, kata Tri, umumnya disebabkan salah satunya muatan berlebih dari tambang pasir.
"Truk pasir yang melewati daerah tersebut selain dimensi kendaraan yang sengaja ditambah, muatannya juga berlebih, hal ini diperparah dengan kondisi pasir yang basah menjadi penyebab utama kerusakan jalan," kata dia.
Pada saat truk membawa muatan (material) basah, air menetes turun ke aspal, dan dilindas. "Padahal aspal itu musuhnya paling utama air, kondisi itu membuat jalan semakin rusak lebih cepat,” ujar dia.
Perbaikan Beton
Untuk memperbaiki jalan di kawasan wisata pesisir itu, Pemda DIY menggunakan beton (rigid pavement) sebagai pengeras jalan. Proyek rehabilitasi Jalan Srandakan-Poncosari-Pandansimo dilaksanakan 61 hari kontrak dimulai 1 November 2024 sampai dengan 31 Desember 2024, dengan nilai kontrak Rp 11, 6 miliar yang bersumber dari Dana Keistimewaan.
“Kami lakukan penanganan dengan beton selebar 7 meter, ketebalan beton 25 cm. Kemudian ada juga beton kurusnya di bawah, setebal 10 cm. Jadi 10 cm dulu, baru beton 25 cm,” kata dia.
Agar jalan di kawasan wisata itu tak mudah rusak dan lebih tahan lama, juga dibuat saluran drainase. Drainase hanya dibangun di satu sisi saja, karena sisi yang lain sudah terdapat irigasi pertanian, yang mempermudah aliran air.
Terkait dengan waktu pengerjaan perbaikan, Tri mengaku memang sangat mepet. Apalagi dengan tantangan cuaca, yang sedang berada pada musim penghujan. Namun melihat ketersediaan anggaran dan kebutuhan atas jalan yang layak, maka proses pengerjaan tetap berjalan.
Ia berharap, nantinya setelah proses pengerasan jalan ini selesai dilakukan, masyarakat turut menjaga dan memelihara. "Kendaraan yang over dimension dan overload bisa menyesuaikan untuk mengikuti aturan," kata dia.