Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Desa Wisata di Yogyakarta Tetap Panen Wisatawan Seusai Libur Panjang

Jumlah wisatawan yang datang ke sejumlah desa wisata di Yogyakarta mulai stabil, meski bukan dalam masa libur panjang.

29 Mei 2022 | 20.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan mulai konstan berdatangan ke sejumlah desa wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seusai libur panjang. Dok. Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kelesuan pariwisata di Yogyakarta berangsur sirna. Sejumlah destinasi wisata mulai ramai pengunjung meski masa libur panjang telah usai. Aktivitas di desa wisata juga menggeliat dengan menerima kunjungan wisatawan secara berkala.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan, desa-desa wisata tetap ramai pengunjung meski masa libur panjang telah lewat. Masa libur panjang yang dia maksud adalah libur lebaran, libur Hari Raya Waisak, libur peringatan Isa Al Masih, hingga libur Hari Pancasila pada 1 Juni 2022 nanti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sepanjang pekan ini, jumlah wisatawan yang berlibur ke desa wisata sudah merata atau tidak pada desa wisata tertentu saja," kata Suparmono pada Minggu, 29 Mei 2022. Saat libur lebaran sampai pertengahan Mei 2022, menurut dia, hanya segelintir desa wisata yang banjir kunjungan, yakni lebih dari 1.000 wisatawan dalam sepekan.

Desa wisata favorit wisatawan antara lain Pulesari, Pentingsari, Garongan, Grogol, Rumah Dome, dan Dewa Bromo. Kini, desa wisata yang sebelumnya sepi pengunjung, kini mulai ramai. Misalkan Desa Wisata Pancoh dan Desa Wisata Lembah Sempor yang pekan ini disambangi 250-an wisatawan. 

Wisatawan mulai konstan berdatangan ke sejumlah desa wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seusai libur panjang. Dok. Istimewa

Ada pula Desa Wisata Kampung Satwa Moyudan, Desa Wisata Tanjung Sleman, dan Desa Wisata Sukunan Gamping yang dikunjungi lebih dari 150-an wisatawan. Kendati jumlah pengunjungnya belum mencapai ribuan orang, namun sebagian besar yang datang mengambil paket menginap, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dan belanja di desa wisata tersebut.

Suparmono melanjutkan, kian meratanya jumlah kunjungan ke desa-desa wisata di Kabupaten Sleman ini menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19. "Yang harus terus diterapkan adalah protokol kesehatan dan tetap memperhatikan daya tampung," kata dia. 

Wisatawan mulai konstan berdatangan ke sejumlah desa wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seusai libur panjang. Dok. Istimewa

Wisatawan wajib memakai masker, terutama saat berada di dalam ruangan, dan pengelola destinasi wisata menyediakan sarana untuk menjalankan protokol kesehatan, seperti tempat mencuci tangan dan mengatur agar tidak terjadi kerumunan. Suparmono menambahkan, pengelola destinasi wisata juga boleh menggelar atraksi asalkan tetap mematuhi aturan demi keamanan dan kenyamanan bersama.

Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Muhari mengatakan, beberapa desa wisata sudah menambah atraksi untuk menarik minat wisatawan. Contohnya Desa Wisata Pancoh yang menambah kapasitas tempat makan dan menawarkan paket menjelajah pedesaan menggunakan kendaraan VW Safari. Desa Wisata Garongan juga menambah unit layanan tempat minum kopi dan bersantai dengan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Rini Kustiani

Rini Kustiani

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus