Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Event Di Yogyakarta Ini Ajak Pengunjung Belajar Meracik Parfum Seleranya Sendiri

Parfum belakangan telah menjadi kebutuhan yang kian tak bisa dilepaskan dari gaya hidup seseorang.

30 Mei 2024 | 18.43 WIB

Pengunjung belajar meracik parfum sesuai aroma pilihannya sendiri dalam event From Skin to Scent di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Pengunjung belajar meracik parfum sesuai aroma pilihannya sendiri dalam event From Skin to Scent di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Parfum belakangan telah menjadi kebutuhan yang kian tak bisa dilepaskan dari gaya hidup seseorang. Tren gerai parfum isi ulang pun di Yogyakarta pun turut bertumbuh pesat lima tahun terakhir. Terutama di sekitar kampus yang merupakan pusat pergerakan mahasiswa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak hanya gerai yang bertumbuh. Event yang mengulas seputar dunia kesehatan kulit dan parfum juga kian intens di Kota Gudeg. Bahkan dalam event itu yang digelar itu turut menyajikan pengalaman seru bagi pengunjung. Berupa belajar meracik parfum sesuai aroma yang disukainya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti terlihat di event From Skin to Scent yang dipusatkan di sebuah klinik kecantikan di Yogyakarta, yang berjarak seratusan meter di selatan kampus Universitas Gadjah Mada atau UGM.

Bibit parfum berkualitas

Dalam moment itu, pengunjung belajar meracik bibit parfum pilihannya yang dikombinasi bahan bahan tertentu. "Kami sediakan 40 bibit parfum agar pengunjung bisa meracik sendiri parfum sesuai aroma yang disukainya," kata penyelenggara event, Camelia Bianca, Kamis 30 Mei 2024.

Bibit-bibit parfum yang didatangkan untuk diracik sendiri oleh pengunjung tak main main atau bisa disebut dalam grade A. Bibit parfum pun diimpor dari Dubai hingga Hongkong yang selama ini dikenal sebagai penyedia bibit parfum premium.

Mulai dari jenis Citrus yang terdiri dari orange, lemon, dan bargamot. Lalu jenis Gourmand yang terdiri dari coffee dan vanila. Tumbuhan seperti papermint, buah rasberi, bunga mawar dan jasmine dan animalic seperti musk dan amber.

Pengunjung belajar meracik parfum sesuai aroma pilihannya sendiri dalam event From Skin to Scent di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

Edukasi parfum

Sembari meracik parfumnya sendiri, pengujung juga diedukasi oleh pakar pendamping yang menjelaskan berbagai pengetahuan soal dunia parfum. Misalnya cara mencocokan wangi parfum dan aroma tubuh.  

"Jika bicara parfum artinya juga bicara aroma tubuh, kadang kita mencium ada parfum yang membuat pusing atau mual, padahal mungkin bukan parfumnya yang salah. Tapi karena aroma tubuh orang itu yang bertabrakan dengan aroma parfum yang dipakai sehingga menimbulkan aroma tidak sedap," kata Camelia dalam event yang dipusatkan di Klinik Estetika dr.Affandi, salah satu klinik kecantikan tertua di Yogyakarta itu.

Camelia yang kini juga menjabat sebagai Kepala Penjualan dan Pemasaran Onix Fragrance itu mengatakan sebelum memakai parfum, seseorang mungkin perlu lebih dulu menyelesaikan persoalan aroma tubuhnya lebih dulu. Hal ini agar wangi parfum efektif ketika digunakan.

Tak hanya pengetahuan soal kulit dan jenis parfum. Pengunjung yang meracik parfum juga dikenalkan dengan bahan alkohol aman yang digunakan untuk campuran parfum. "Alkohol yang dipakai bukan alkohol yang biasa dijual di apotek melainkan alkohol food grade yang halal, yang jika kena kulit sensitif tidak menimbulkan ruam," kata dia.

Pengunjung belajar meracik parfum sesuai aroma pilihannya sendiri dalam event From Skin to Scent di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono

Potensi beauty tourism

Camelia menuturkan, banyaknya spot perawatan tubuh dan tingginya kunjungan wisata di Yogyakarta menjadi peluang untuk menggeber event yang menawarkan pengalaman baru di dunia kecantikan itu. Seperti salah satunya event yang memberi kesempatan pengunjung meracik parfum sendiri.

"Event seperti ini bisa menjadi modal merintis beauty tourism di Yogyakarta, yang menawarkan pengalaman baru pengunjung di dunia parfum," ujarnya.

Vanina, 21 tahun, pengunjung asal Jepara Jawa Tengah mengaku baru kali pertama merasakan caranya meracik parfum sesuai wangi keinginannya. "Selama ini kan hanya bisa beli jadi, selalu ada yang kurang aromanya saat dicoba, kalau ini bisa benar benar mendekati aroma yang diinginkan," kata perempuan yang baru saja menyelesaikan jenjang sarjananya itu.

Sementara pengunjung laninnya, Handoko, 40 tahun, asal Kabupaten Magelang Jawa Tengah, sengaja datang bersama istrinya untuk ikut belajar dan meracik parfum sendiri di event itu. "Saya dan istri suka memakai parfum, tapi baru kali ini bisa mendapat aroma yang pas saat meracik sendiri," kata dia.


 

Yunia Pratiwi

Yunia Pratiwi

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus