Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sumenep - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengembangkan alat pendata kunjungan wisatawan secara digital. Alat tersebut akan diluncurkan pada 2020
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem tersebut akan mendata jumlah dan pergerakan wisatawan di Sumenep. Menurut Kepala Disparibud Sumenep Bambang Irianto, digitalisasi kunjungan wisatawan tersebut untuk mendata secara akurat para wisatawan, yang datang ke sejumlah tempat wisata di Kabupaten Sumenep.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Launching-nya akan dilakukan sebentar lagi, dan alatnya sudah kami sediakan," kata Bambang sebagaimana dinukil dari Antara, Selasa, 10 Maret 2020.
Alat pencatat kunjungan wisatawan ini nantinya, dan ditaruh pada masing-masing objek wisata di Kabupaten Sumenep.
Setiap pengunjung yang datang, akan didata secara langsung oleh petugas melalui alat digital tersebut, "Sehingga akan diperoleh angka pasti, berapa orang yang datang ke lokasi objek wisata tersebut, jenis kuliner yang dibeli di objek wisata itu," ujar Bambang.
Misalnya di Pantai Lombang, alat digital itu sudah memiliki menu-menu pilihan, "Kalau pengunjung beli ikan, akan terdata langsung bahwa jenis kuliner yang dipilih adalah ikan," kata Bambang.
Ia menjelaskan, digitalisasi kunjungan wisatawan ini sebagai pendukung dari program penerbitan wisata berlangganan, yang juga akan diluncurkan Pemkab Sumenep tahun ini.
Sementara itu, geliat kunjungan wisatawan ke kabupaten paling timur di Pulau Madura ini dalam dua tahun terakhir cenderung meningkat, seiring komitmen Pemkab Sumenep dalam memajukan ekonomi masyarakat melalui pengembangan objek wisata.
Menurut Bambang Irianto, pada tahun 2019, kunjungan wisatawan ke Sumenep baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing mencapai seribu orang lebih, "Tahun ini kami targetkan meningkat 100 persen, yakni 2.000 orang," ujarnya.
Empu mengarak keris pusaka Keraton Sumenep dan Aeng Tong Tong usai dijamas ke sejumlah makan leluhur desa setempat di Sumenep, Jawa Timur, 11 Oktober 2017. Untuk pembuatan keris pusaka, pembuatannya dilakukan dengan syarat dan ritual khusus. ANTARA FOTO/Saiful Bahri
Makanya, sambung dia, salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah menerbitkan kartu wisata berlangganan, dan digitalisasi kunjungan wisatawan.