Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Okupansi Hotel Yogyakarta Capai 100 Persen pada Libur Isra Mikraj - Imlek, Wisatawan Dari Mana Saja?

Okupansi hotel Yogyakarta pada masa libur Isra Mikraj dan Imlek pada Januari ini bahkan bisa disebut melampaui lonjakan selama periode

27 Januari 2025 | 20.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi check-in hotel. (dok. SiteMinder)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaku usaha perhotelan di Yogyakarta mencatat kenaikan okupansi yang maksimal selama periode libur panjang Isra Mikraj dan Imlek tahun ini. Okupansi kamar hotel di Yogyakarta, terutama wilayah perkotaan mencapai 100 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Okupansi sudah penuh sejak tanggal 25 hingga 28 Januari 2025," ujar
Yopi Adhi Putranto, Cluster Marcomm Manager jaringan KHAS Hotel Yogyakarta, Senin, 27 Januari 2025 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jumlah kamar yang dimiliki KHAS Malioboro Hotel dan KHAS Tugu Hotel totalnya ada 270 kamar. Semua kamar terisi. Wisatawan yang melakukan reservasi di hotel bintang tiga yang berada di pusat perkotaan Yogyakarta itu pada liburan kali ini berasal dari berbagai kota besar.

"Tamu dari Jakarta 60 persen, Jawa Timur 20 persen, dan Jawa Barat 20 persen," kata Yopi.

Yopi mengatakan jaringan KHAS hotel di Indonesia ada sebanyak sembilan hotel. "Namun hanya hotel di Yogyakarta dan Semarang yang paling terdampak (kebanjiran reservasi) pada masa long weekend ini," kata dia.

Adapun General Manager Hotel Royal Darmo Malioboro Yogyakarta Joko Paromo juga mengakui lonjakan okupansi pada masa libur panjang kali ini yang mencapai angka maksimal.

"Sejak tanggal 23 Januari (dua hari sebelum masa libur panjang), okupansi sudah 88 persen," kata dia.

Okupansi Merata 

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Deddy Pranowo Eryono menuturkan lonjakan okupansi hotel saat libur panjang Imlek dan Isra Miraj 2025 ini terhitung cukup luar biasa.

"Keterisian kamar baik hotel dan penginapan di DIY mencapi 98,7 persen," kata Deddy, Senin.

Lonjakan okupansi hotel itu, kata Deddy, merata di semua wilayah DIY. Tidak hanya terjadi di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman yang selama ini dikenal sebagai surganya hotel. 

"Jadi okupansinya merata, termasuk hotel dan penginapan di Kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul," kata Deddy.

Lampaui Okupansi Nataru

Deddy membandingkan, okupansi pada masa libur Isra Mikraj juga Imlek yang berlangsung dari 25-29 Januari ini bahkan bisa disebut melampaui lonjakan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. 

"Libur Nataru kemarin okupansi rata rata hanya berada di angka 87,23 atau di bawah 90 persen," kata dia.

Deddy bersyukur karena wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta saat ini tidak hanya terfokus mencari hotel di area perkotaan.Para wisatawan itu mencari infromasi ketersediaan kamar kepada pihak PHRI dan diarahkan ke kabupaten lain.

"Saat kami arahkan ke hotel di Kabupaten Bantul, Kulon Progo, juga Gunungkidul mereka tidak mengeluh, bahkan ketika kami tawarkan hotel non-bintang juga bersedia," ujar Deddy.

Secara umum, kata Deddy, wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta kali ini masih didominasi dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. "Rata rata menginap selama dua malam," kata dia.

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus