Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Prediksi Ruas Ruas Jalan di Yogyakarta Paling Padat Saat Pergantian Tahun dan Rencana Sistem Buka Tutup

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta telah memetakan kerawanan peningkatan arus lalu lintas jelang dan saat pergantian tahun 2025.

27 Desember 2024 | 19.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Masa libur Nataru 2024 ini Dishub Kota Yogyakarta bersama Polresta Yogyakarta melakukan rekayasa lalu lintas. Salah satunya dengan memasang water barrier di Jalan Abu Bakar Ali yang mengarah masuk ke Malioboro. Dok. Dishub Kota Yogyakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta telah memetakan kerawanan peningkatan arus lalu lintas jelang dan saat pergantian tahun 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengurai peningkatan arus lintas itu Dishub Kota Yogyakarta menggunakan teknologi informasi area traffic control system atau ATCS dan bersama Satlantas Polresta Yogyakarta melakukan sistem buka tutup di beberapa ruas jalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif Nugroho mengatakan setelah Natal, peningkatan arus kendaraan cukup tinggi diprediksi akan terjadi pada tanggal 30 dan 31 Desember 2024.

"Di malam tahun baru peningkatan arus kendaraan terutama terjadi di tujuh kawasan atau ruas jalan," kata Arif, Jumat 27 Desember 2024.

Kawasan dan ruas jalan itu meliputi
Kawasan Malioboro, Titik Nol Kilometer, kawasan Tugu Yogyakarta, Kleringan, Kridosono, Jalan Hayam Wuruk, dan Jalan Dr Soetomo.

Arif menambahkan pada kawasan itu terutama area Gumaton atau Tugu-Malioboro-Keraton dipastikan akan tetap menjadi tempat favorit masyarakat maupun wisatawan menikmati malam Tahun Baru.

“Kami memetakan titik-titik yang menjadi daerah tujuan masyarakat. Mayoritas di kawasan Gumaton. Sehingga kami akan melakukan upaya-upaya untuk mengalirkan kendaraan dan menghindari stuck (arus tak bergerak),” paparnya.

Untuk mengurai peningkatan arus kendaraan, Dishub Kota Yogyakarta mengoptimalkan ATCS yang berada di simpang-simpang jalan yang terdapat alat peraga lalu lintas (APILL). 

Dengan sistem ATCS dapat memantau kondisi lalin melalui kamera cctv dan mengatur durasi lampu APILL untuk mengurai kepadatan lalu lintas dari ruang kontrol ATCS. Misalnya saat terjadi peningkatan arus lalu lintas maka durasi lampu hijau pada APILL ditambah pada ruas jalan itu.

Di kota Yogyakarta, ada 38 simpang yang bersinyal APILL sudah terkelola berbasis teknologi informasi ATCS. 

"Jadi kami berupaya untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dengan menganalisis kondisi arus lalu lintas sehingga durasi waktu (lampu APILL) kita atur sedemikian rupa dengan berbasis teknologi informasi,” kata Arif.

Sistem buka tutup

Namun demikian Arif menegaskan pihak kepolisian tetap bisa melakukan diskresi pengaturan lalu lintas pada kondisi dan waktu-waktu tertentu. 

Caranya dengan melakukan sistem buka tutup lalu lintas di beberapa ruas jalan. Misalnya dari simpang empat Tugu, Kleringan, Kridosono, Demangan, Pojok Beteng timur dan barat sebagai pintu-pintu masuk ke wilayah Kota Yogyakarta. 

Dishub Kota Yogyakarta juga telah memasang sarana untuk pengaturan lalu lintas seperti water barrier dan papan penunjuk arah portable di beberapa titik.

Petugas Dishub Kota Yogyakarta memasang papan penunjuk arah di beberapa titiik simpang.

“Kami identifikasi bagaimana pola pengelolaan secara berlapis, kawasan inti di Gumaton, lapis kedua sampai lapis ketiga," kata dia.

Salah satu upaya untuk mengalirkan itu dilakukan buka tutup jalan di beberapa penggal jalan. "Sistem buka tutup sangat situasional karena melihat arus lalu lintas kendaraan,” katanya.

Adapun Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta, Agus Noto Sutrisno menyebut total ada 58 simpang ber-APILL di Kota Yogyakarta dan 38 simpang diantaranya sudah terpasang ATCS. 

Dia menilai pengaturan manajemen lalu lintas perkotaan sangat mengandalkan ATCS untuk mengendalikan persimpangan. Itu karena hampir 90 persen kepadatan lalu lintas di Kota Yogyakarta berbasis simpang dan jarak antar simpang sekitar 500 meter.

Selama masa libur Nataru, pengubahan durasi lampu APILL ber-ATCS situasional. Jika di simpang ada masalah maka dilakukan intervensi menambah waktu hijau pada lengan simpang yang mengalami peningkatan arus kendaraan dan terjadi antrean panjang.

Dia menyampaikan simpang-simpang APILL ber-ATCS yang mengalami peningkatan arus lalu lintas di masa libur nataru biasanya terjadi pada koridor tengah. Mulai dari simpang Serangan, PKU Muhammadiyah, Titik Nol Kilometer, Gondomanan sampai ke simpang Permata.

"Peningkatan arus lalu lintas tersebut karena bus-bus pariwisata mengakses di simpang-simpang itu dan kecenderungan terjadi di sore hari," kata dia.

Pribadi Wicaksono

Pribadi Wicaksono

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus