Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Destinasi pariwisata diperkirakan mulai membuka diri secara bertahap mulai Juni hingga Juli. Hal tersebut juga bakal diterapkan di Papua, yang memiliki destinasi wisata dan festival budaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
New normal atau tatanan hidup baru di masa pandemi covid-19 segera diterapkan di Papua, termasuk pariwisata. Salah satu destinasi wisata yang populer di Kabupaten Jayapura yaitu Situs Megalitik Tutari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Situs ini terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, "Situs Megalitik Tutari dalam era new normal bisa dibuka untuk pengunjung dengan menerapkan pedoman new normal yang ditetapkan oleh pemerintah," ujar Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto.
Namun ia mengingatkan, sebelum situs Megalitik Tutari dibuka kembali, sebagai destinasi wisata saat new normal harus diperhatikan dengan cermat, "Perlu simulasi untuk melihat kesiapan situs dalam menyambut era new normal," imbuhnya.
Beberapa ketentutan yang harus dijalankan di Situs Megalitik Tutari saat masa new normal, yaitu pengunjung situs wajib memakai masker, dan wajib cuci tangan di pintu masuk. Pengunjung yang boleh masuk dalam area situs hanya yang memiliki suhu tubuh di bawah 37,3 derajat celcius. Pengelola situs wajib menyediakan tempat cuci tangan, sabun dan hand sanitizer di pintu masuk situs.
Pengunjung Situs Megalitik Tutari dipastikan tidak akan berkerumun dalam satu tempat karena situs ini sangat luas, obyek batu berlukis tersebar luas di 6 sektor.
Walaupun demikian, menurut Hari Suroto, jumlah pengunjung harus dibatasi maksimal 30 persen dari jumlah pengunjung pada saat kondisi normal. Masing-masing pengunjung juga harus saling menjaga jarak sekitar 1,5 meter.
Penjaga situs harus mengawasi pergerakan pengunjung dan memandu pengunjung guna mencegah terjadinya kerumunan.
Situs Megalitik Tutari mulai ramai dikunjungi pengunjung sejak Balai Arkeologi Papua beberapa kali menggelar kegiatan "Rumah Peradaban" di situs tersebut. Kegiatan Rumah Peradaban di situs ini, terakhir berlangsung tahun lalu dengan tema Rumah Peradaban Situs Megalitik Tutari untuk Generasi Milenial.
Menhir di Situs Megalitik Tutari. Dok. Hari Suroto
"Setelah simulasi kesiapan situs, maka Situs Megalitik Tutari diprioritaskan dulu untuk destinasi pendidikan, jadi yang bisa berkunjung berstatus pelajar, guru, mahasiswa, peneliti dan akademisi. Para pengunjung harus menunjukan kartu identitas siswa atau kartu mahasiswa," imbuh Hari.
Dan bila perkembangan pencegahan wabah virus corona mengarah positif, Kampung Abar di tepi Danau Sentani bakal menggelar Festival Makan Papeda, pada September nanti.