Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Seperti Apa Tradisi Manobur Bonih di Desa Sigapiton Medan

Setelah 40 tahun absen, tradisi Manobur Bonih kembali dilakukan di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kebupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

12 Maret 2020 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, memiliki upacara ritual atau tradisi menabur benih di ladang. Namanya, ritual adat Manobur Bonih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ritual yang sudah 40 tahun tidak dilakukan itu kembali dilaksanakan pada Senin, 3 Maret 2020. Saat itu, penduduk Desa Sigapiton berkumpul di pelataran dekat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Desa Sigapiton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Musik gondang khas Batak mengalun. Kaum ibu atau para Inang memakai kebaya warna-warni. Di atas kepala mereka, ada tandok atau keranjang anyaman yang berisi benih padi. Rangkaian adat Manobur Bonih dimulai dengan petuah dari pemimpin adat Bius Siopat Marga yang bermukim di Desa Sigapiton.

Seusai petuah, para ibu berjalan menuju sawah. Sampai di ladang, giliran para raja bius memberikan petuah. Mereka juga berdoa bersama agar benih yang ditabur dapat tumbuh sempurna dan bermanfaat. Barulah para inang menaburkan benih.

Ketika para inang selesai menabur benih, acara dilanjutkan dengan pembagian jambar atau daging kerbau kepada para raja adat. Pemberian jambar menjadi bentuk ucapan terima kasih warga Desa Sigapiton. Tarian tortor menandai selesainya acara adat menabur benih.

Kepala Desa Sigapiton, Hisar Butarbutar mengatakan ritual ini diadakan lagi untuk melestarikan kebudayaan. "Acara seperti ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi warga kampung sekaligus meneruskan tradisi yang sudah lama hilang," kata dia.

Hisar Butarbutar mengatakan saat ini Sigapiton diproyeksikan menjadi desa wisata. Letaknya strategis dan memiliki pemandangan indah diapit di antara bukit. Desa Sigapiton juga terihat dari The Kaldera Toba Nomadic Escape, destinasi wisata kembara yang tengah dikembangkan pemerintah.

"Saya berharap pemerintah bisa membangun akses jalan yang lebih baik ke Sigapiton karena potensi pariwisata, khususnya agrowisata di sini cukup besar," kata dia. "Jika aksesnya dibangun, maka wisatawan akan datang."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus