Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Serunya Lomba Permainan Tradisional di Tulungagung, Anak-Dewasa Ikut Serta

Lomba permainan tradisional di Tulungagung itu rencananya akan digelar rutin setiap tiga bulan sekali.

21 Oktober 2021 | 07.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peserta adu ketangkasan menguasai benteng dalam lomba permainan tradisional yang digelar di Desa Sumberejo, Tulungagung, Rabu (20/10). (ANTARA/HO - Joko Pramono)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan seru digelar oleh komunitas pecinta wisata dan budaya lokal di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Mereka menggelar lomba permainan tradisional untuk anak-anak dan remaja dewasa sebagai upaya pelestarian budaya daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu permainan tradisional yang diperlombakan dan banyak diikuti peserta adalah permainan betengan. Betengan adalah permainan tradisional mempertahankan 'benteng' berupa tiang bambu antara dua tim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kegiatan ini sebagai salah satu upaya melestarikan permainan tradisional, yang mulai tergusur dengan permainan gawai," kata Ketua Panitia Betengan Cup, Pujiari Sasmiko, Rabu, 20 Oktober 2021.

Lomba tersebut digelar di lapangan Mbalung Kawuk, Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut. Para peserta bertanding di arena berukuran 15 x 15 meter.

Permainan betengan ini diikuti oleh 19 tim. Peserta rata-rata berusia remaja hingga dewasa yang berasal dari beberapa kecamatan di Tulungagung hingga dari Kediri. “Jadi memang mengusung kegiatan masyarakat atau budaya lokal yang merupakan warisan tak benda,” kata Sasmiko.

Selain permainan Betengan, panitia menggelar lomba permainan tradisional lain, seperti permainan gobak sodor, cirak dan gateng. Lomba digelar hingga empat hari ke depan, dengan lima pertandingan tiap harinya.

Menurut Sasmiko, kegiatan serupa bakal digelar rutin setiap tiga bulan sekali dengan jenis permainan yang berbeda.

Kepala Desa Sumber Rejo Kulon Suhardi mendukung lomba permainan tradisional ini. Sebagai bentuk dukungan, pihaknya menyediakan uang tunai sebagai hadiah. “Kami dari PAD (pendapatan asli desa) dari pujasera Mbalung Kawuk ini," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus