Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia pada September 2023 lalu, sederet event gencar dilakukan di berbagai wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sederet acara tersebut untuk mengenalkan Sumbu Filosofi sebagai konsep tata ruang yang dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18 kepada masyarakat dan wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Kabupaten Sleman, misalnya, pada Sabtu hingga Minggu, 28-29 Oktober, ribuan orang dari 17 kecamatan berkumpul di destinasi wisata Tlogo Putri Kaliurang, lereng Gunung Merapi untuk mengikui Festival Garis Imajiner.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara tersebit diisi kirab budaya, gelar seni kawasan candi, dan pemutaran film dokumenter yang dikemas dalam berbagai cerita tentang Sumbu Filosofi agar makin dikenal para wisatawan yang datang.
Festival Garis Imajiner di Kaliurang Sleman Yogyakarta (Dok.jogjaprov)
"Event ini jadi ruang untuk mengenalkan masyarakat dan wisatawan seperti sejarah berdirinya Keraton Ngayogyakarta maupun Yogyakarta yang tidak bisa lepas dari garis imajiner yang memiliki Sumbu Filosofi," kata Wakil Bupati Danang Maharsa pada Ahad, 29 Oktober 2023.
Tema yang diusung yakni Resik Ketitik, Reget Kejiret, menyoroti isu sampah sehingga penanganan tak hanya dilakukan pemerintah namun juga dari kesadaran masyarakat dan wisatawan.
Adapun di Kota Yogyakarta, event mengenalkan Sumbu Filosofi dilakukan lebih gencar, misalnya melalui gelaran sport tourism Malioboro Run pada 29 Oktober 2023. Sebanyak 3.500 pelari diajak menyusuri Sumbu Filosofi yang rutenya antara lain landmark ikonik di Kota Yogyakarta seperti Malioboro, Tugu Jogja, Benteng Vredeburg.
Pengenalan Sumbu Filosofi juga dikemas lewat gelaran Jogja World Heritage Week (JWHW) digelar sepanjang Oktober di berbagai titik. Selain itu, ada Festival Panggung Krapyak (FPK), Jogja World Heritage, Sibakul Malioboro Menari 2023, Golong Golig: Sumbu Filosofi-Peringatan Satu Dasawarsa Keistimewaan DIY, Wayang Jogja Night Carnival 2023, dan tour Bus Jogja Heritage Track (JHT).
Ada pula dengan flashmob yang diiringi jingle berjudul Yogyakarta Warisan Budaya Dunia dari Dinas Kebudayaan DIY yang diikuti oleh kurang lebih 2.000 penari di kawasan Malioboro.
Sumbu Filosofi merupakan garis imajiner tata ruang yang membentang dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul, titiknya dari arah utara-selatan dengan Keraton Yogyakarta sebagai pusat, Tugu Golong-gilig (Pal Putih) di sisi utara keraton, dan Panggung Krapyak di sisi selatan.
Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Pemda DIY, Kota Yogyakarta, Sleman dan Kabupaten Bantul, akan terus mengeksplorasi potensi dan membenahi upaya pengelolaan kawasan Sumbu Filosofi.
"Kami menyiapkan sejumlah regulasi untuk mendukung penguatan pelestarian di lingkungan Sumbu Filosofi termasuk pengendalian pembangunan yang lebih efektif, guna lahan yang lebih tepat, pengaturan transportasi ramah lingkungan, dan penataan aktivitas keseharian di kawasan tersebut,” ungkap Sultan. Sultan mengutarakan, kajian dampak atas peningkatan kunjungan wisata juga akan diantisipasi serta penyebaran kunjungan ke destinasi wisata alternatif lainnya.
PRIBADI WICAKSONO