Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager of Kala di Kalijaga, Dhanu, membantah pihaknya mendapatkan intervensi dari pemerintah, saat secara sepihak membatalkan forum diskusi terbuka bertajuk 'Marah-Marah Kepada Private Jet dan fufufafa” di Kala di Kalijaga Blok M, Jakarta Selatan, Kamis, 12 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti ICW, Egi Primayogha mengatakan secara mendadak dan sepihak, manajemen Kala di Kalijaga melarang kegiatan di atas untuk diselenggarakan. Pihak manajemen Kala di Kalijaga juga menganggap kegiatan di atas akan rawan dengan provokasi dan mengganggu keamanan serta ketertiban.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dhanu membantah ada intervensi dari PERURI sebagai pemilik dari bangunan di area Kala di Kalijaga. Dhanu menyebut pembatalan acara yang diselenggarakan Indonesia Corruption Watch (ICW), hanya masalah teknis.
“Sebenarnya bukan masalah intervensi. Ini masalah teknis saja. Ini kok sewa 50 pack, tetapi yang repost di Instagram, di X, banyak sekali di luar. Disebutkan terbuka untuk umum. You kalau mau sewa, acara ramai, di stage lah. Bukan di indoor yang maksimal 50 orang,” ucap Dhanu kepada Tempo, Senin, 16 September 2024.
Alasan lain yang membuat pihak manajemen Kala di Kalijaga membatalkan izin juga disebabkan khawatir dengan keamanan dan ketertiban dari acara yang diselenggarakan ICW. Dhanu mengaku tidak ingin ada potensi keributan yang kelak merugikan pihak Kala di Kalijaga.
Ia juga mengungkapkan, ICW tidak menjelaskan secara detil kegiatan atau forum diskusi seperti apa yang akan diselenggarakan di Kala di Kalijaga. Dhanu mengaku ia baru mengetahui diskusi membawa-bawa nama putra bungsu Presiden Joko Widodo dari postingan yang viral di media sosial.
“Kalau tiba-tiba bikin acara viral, satu Indonesia tahu postingan itu, coba bayangkan kalau yang datang 300 orang. Mau ditaruh di mana? Itu saja. Terus surat izinnya bagaimana? Kalau lebih dari 200 orang harus ada suratnya. Sudah koordinasi dengan polsek belum? Kalau ada apa-apa, kita enggak tanggung jawab,” ujarnya.
Meski begitu, Dhanu mengakui bahwa pihaknya sebelumnya memang mendapatkan telpon dari pihak PERURI. Ia ditanyai soal kegiatan yang akan diselenggarakan ICW di Kala di Kalijaga. Namun, ia membantah telepon itu berupa intervensi untuk manajemen Kala di Kalijaga untuk membatalkan izin.
“Soal ada telepon iya. Paginya itu kami telepon. Sudah dinotice. Tetapi kami ditanyai dari sisi pengamanan dan seterusnya. Itu kan harus koordinasi. Kalau ada apa-apa, yang tanggung jawab siapa? Saya enggak mau dong. Pihak ICW mungkin tanggung jawab, tetapi kalau ramai? Jadi jangan mendadak begitu, kita enggak siap juga,” kata Dhanu.
Diketahui sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) telah menjadwalkan forum diskusi terbuka bertajuk 'Marah-Marah Kepada Private Jet dan Fufufafa” di Kala di Kalijaga Blok M, Jakarta Selatan, Kamis, 12 September 2024. Namun, pihak penyelenggara mendadak membatalkan izin untuk menyelenggarakan diskusi tersebut.