Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen I Nyoman Cantiasa, menyesalkan penyerangan yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap prajurit TNI. Sebab, ia mengatakan, salah satu korban ialah prajurit TNI yang merupakan putra asli Papua, yaitu Sersan Dua Miskel Rumbiak.
“Sekali lagi dalam kesempatan ini saya berharap mari kita segera bangun tanah Papua. Saya titip kepada seluruh masyarakat Papua Barat," ujar dia dalam keterangannya, Jumat, 28 Januari 2022.
Serangan terhadap Miskel Rumbiak dan rekan-rekannya terjadi pada Kamis, 20 Januari 2022. Selain itu, ada empat orang anggota TNI lainnya yang menjadi korban. Mereka masing-masing tiga orang mengalami luka berat, dan seorang luka ringan.
Peristiwa itu terjadi tepatnya di perbatasan Kampung Kamat dan Kampung Faan Kahrio, Distrik Aifat Timur Tengah sekitar pukul 07.00 WIT. Kelompok yang mengklaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap IV Sorong Raya disebut telah menyerang sejumlah prajurit TNI yang sedang memperbaiki jembatan di wilayah tersebut.
Cantiasa menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersatu membangun Papua Barat. "Untuk masyarakat, anak cucu kita, karena kita tidak bisa membangun sendiri tanah Papua ini. Kita butuh kerja sama karena merawat Papua ini sama dengan merawat Indonesia,” katanya.
Dia juga menghimbau kepada kelompok yang masih berseberangan yang termakan isu mimpi-mimpi Papua merdeka untuk menghentikan perjuangannya. Mayjen Cantiasa menegaskan bahwa secara de facto dan de jure Papua bagian dari Indonesia dan perhatian negara terhadap Papua saat ini juga luar biasa.
"Ada pembangunan tidak hanya Jawasentris atau mungkin di luar Papua, tidak. Saat ini sudah Indonesia sentris," tutur Cantiasa.
Sebagai informasi, serangan terbaru terhadap TNI oleh KKB juga terjadi pada Kamis, 27 Januari 2022, di Distrik Gome, Puncak, Papua. Peristiwa itu menyebabkan tiga prajurit TNI meninggal. Mereka adalah Serda M Rizal Maulana Arifin, Pratu Tupel Alomoan Baraza, dan Pratu Rahman Tomilawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini