Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Menko Polkam Ingatkan Masyarakat Tetap Mewaspadai Ancaman Teroris

Menko Polkam Budi Gunawan mengatakan sejak 2023, Indonesia praktis tidak mendapat serangan teroris. Sel teror seolah-olah sedang tidur.

4 Desember 2024 | 09.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia, Budi Gunawan, meminta semua pihak tetap waspada terhadap aksi teroris. Dia menyebut dua tahun terakhir Indonesia belum ada lagi kasus teror. Meski begitu, dia mengatakan bukan berarti aksi terorisme berakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu diungkapkan Menko Polkam saat menjadi pembicara kunci dalam acara Peluncuran Dokumen I-KHub BNPT Counter Terrorism and Violent Extremism (CT/VE) Outlook Tahun 2024. Acara tersebut digelar Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) di Auditorium Perpustakaan Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Meskipun saat ini seolah-olah sel teror itu sedang tidur, namun dari hasil pengalaman saya di dunia intelijen, terorisme ini semakin bermetamorfosis, lebih canggih dengan memanfaatkan berbagai ruang siber untuk menyebarkan pahamnya secara global," kata Budi, dalam keterangan resmi.

Budi mengklaim Indonesia tak memiliki kasus serangan teror sejak tahun 2023. Peringkat Indonesia dalam Global Terrorism Index, kata dia, juga sudah masuk ke dalam kategori low impacted dari sebelumnya medium impacted.

"Tentunya ini merupakan capaian besar yang patut kita apresiasi bersama, hasil kerja kolaboratif yang sangat luar biasa dari seluruh pihak, baik pada aspek pencegahan maupun penegakan hukum," kata Budi Gunawan.

Namun, dia mengingatkan, kondisi Indonesia yang belakangan tanpa teror, setidaknya dalam dua tahun terakhir bukan berarti para teroris telah menghentikan gerakan mereka.

"Tugas kita ke depan adalah bagaimana mempertahankan kondisi ini, sehingga kehadiran negara dapat memberikan rasa aman bagi seluruh masyarakat," kata dia.

Dalam pidatonya, Budi Gunawan mengaku teringat dengan beberapa kasus terorisme di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah bom Sarinah pada 2016, kemudian teror di Terminal Kampung Melayu pada 2017, dan teror bom gereja di Surabaya pada 2018.

"Waktu itu saya melihat langsung aksi teror tersebut dan dampak yang diakibatkan dari serangan yang sungguh luar biasa tersebut. Banyak korban jiwa yang bergelimpangan, kemudian kerugian materil. Tentunya juga menimbulkan dan menebar ketakutan di seluruh penjuru Tanah Air kita," ucapnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus