Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Motif Satu Keluarga Lompat dari Apartemen Teluk Intan Masih Teka-Teki, Polisi Belum Mau Buka ke Publik

Hingga kini motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan masih jadi teka teki. Polisi belum membuka ke publik.

14 Maret 2024 | 10.44 WIB

Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun
Perbesar
Tempat kejadian bunuh diri empat orang sekeluarga yang melompat dari atas apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu sore, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Sektor Penjaringan Komisaris Agus Ady Wijaya, mengatakan masih menunggu petunjuk atasannya untuk membuka fakta motif satu keluarga melompat dari Apartemen Teluk Intan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Sebelumnya mohon maaf, untuk informasi publik tentang peristiwa tersebut di atas, kami izin menunggu petunjuk dari pimpinan," kata Agus, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, pada Rabu, 13 Maret 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Satu keluarga yang melompat dari anjungan apartemen itu ditemukan tewas. Mereka adalah pasangan suami-istri dan dua anak. Keluarga yang melompat dari gedung Topaz di Apartemen Teluk Intan, yakni EA, 50 tahun, AIL (52), JWA (13), dan JL (16). Mereka ditemukan tak bernyawa setelah jatuh dari rooftop gedung 21 lantai itu.

Setelah ditemukan tak bernyawa, satu keluarga itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusomo di Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 71, Senen, Jakarta Pusat. "Mohon dukungan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap yang tuntas dan terang peristiwa tersebut," tutur Agus.

Sebelumnya, dikabarkan satu keluarga yang melompat dari gedung Topaz itu pernah menghuni salah satu bilik gedung itu di lantai 16. Nomor bilik mereka 16-A. Salah satu bekas tetangga korban, Arif, mengatakan saat ia dan keluarganya masuk apartemen pada 2017, keluarga itu sudah lebih dulu mendiami apartemen.

Arif menjelaskan, bahwa dia mengenal baik keluarga ini, terutama AIL. Dia bahkan pernah menolong AIL dengan memberikan duit Rp 3 juta saat perempuan itu menyatakan akan pindah ke Solo, Jawa Tengah. “Saya kenal, tetapi jarang bicara. Paling tegur biasa saja. Terakhir sekitar Covid-19, dia bilang mau pindah ke Solo,” ucap Arif.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus