Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Pemagaran di wilayah perairan tak hanya ditemukan di Kabupaten Tangerang, Banten. Pagar laut juga ditemukan di wilayah Desa Segara Jaya, Kabupaten Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo.co di lokasi, Selasa, 14 Januari 2025, pagar laut terbuat dari ribuan bambu itu terpasang rapi di tengah perairan. Panjangnya sekitar 2 kilometer. Struktur pagar tersebut nampak menyerupai sebuah tanggul. Pada beberapa titik pagar laut itu, terdapat sebuah tanah hingga bentuknya menyerupai daratan. Di atas tanah tersebut nampak empat alat berat atau eskavator yang tidak sedang beroperasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mitun, nelayan di lokasi itu, menyatakan pagar laut tersebut sudah berdiri sejak 9 bulan lalu. Namun ia mengaku tidak mengetahui siapa yang mendirikan dan untuk apa pagar laut tersebut.
Ia mengatakan, pemerintah setempat pun tidak pernah melakukan sosialisasi terhadap pembangunan pagar bambu tersebut. “Enggak ada (sosialisasi), pagar itu tiba-tiba langsung ada patok begitu. Makanya kita bingung ini asal usulnya dari siapa gitu,” ujar Mitun kepada wartawan di lokasi, Selasa, 14 Januari 2025.
Ia mengatakan, aktivitas masyarakat sekitar sangat terganggu dengan adanya pagar laut tersebut. Terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai nelayan. Sebab, sejak pagar bambu itu berdiri ia dan ratusan nelayan lainnya jadi kesulitan untuk mencari ikan.
Selain jarak untuk ke tengah laut tempat nelayan mencari ikan menjadi lebih jauh. Para nelayan juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk biaya bahan bakar perahu mereka.
“Terganggu banget, tadinya jalannya ke sana lurus, sekarang jalannya muter jauh banget. Ya kan ketutup sama pagar itu,” tuturnya.
Dengan kondisi tersebut, Mitun akhirnya memutuskan untuk berhenti menjadi nelayan. Ia kini beralih profesi sebagai pengantar wisatawan yang ingin berwisata ke Sungai Jingkem Sambilangan, Samudra Jaya, Bekasi.
“Ya mau gimana lagi cari ikannya kan susah, ketutup sama patok-patok itu. ya sudah lah, kita berhenti aja dah. Mending kita nyari pengunjung aja ke Sungai Jengkem, wisata gitu,” ujarnya.
Mitun mengatakan, ia dan sejumlah masyarakat sekitar hanyalah rakyat kecil yang tidak mampu berbuat banyak dengan adanya pembangunan pagar laut tersebut. Namun, ia berharap ke depannya pemerintah bisa melepas pagar tersebut agar aktivitas nelayan kembali normal.
“Kalau harapan kita maunya ya kayak dulu lagi aja. Supaya jangan ada yang ngalangin nelayan. Supaya nelayan enak cari ikannya. Jangan ada patok-patok begitu,” kata dia.
Sebelumnya video pagar laut di Bekasi tersebut sempat viral di media sosial. Video tersebut viral setelah kisruh soal pagar laut sejauh lebih dari 30 kilometer di wilayah Tangerang.