Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pesepeda wanita dijambret di Jalan Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekaman kamera pengawas detik-detik penjambretan diunggah di akun Instagram @lensa_berita_jakarta. Terlihat ada seorang perempuan yang sedang bersepeda di bahu jalan lalu dari belakang dipepet oleh pengendara sepeda motor yang merampas gawainya hingga membuat korban jatuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Subdit Jatanras Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Rovan Mahenu membenarkan kasus itu ditangani oleh Polda Metro Jaya.
“Iya benar sudah ditangkap para pelaku saat ini masih pengembangan untuk TKP dengan korban yang berbeda,” kata Rovan dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Jumat, 26 Januari 2024.
Rovan belum menjelaskan secara detail siapa inisial pelaku, kapan dan di mana penangkapan itu dilakukan.
Ini Jalur Rawan Jambret dan Tips Aman Bersepeda Menurut B2W Indonesia
Kasus pesepeda menjadi korban penjambretan bukan kali ini terjadi. Pada Maret 2022, misalnya, seorang pesepeda yang sedang melintas di jembatan layang Senayan menjadi korban. Padahal kondisi saat itu sedang ramai dengan aktivitas masyarakat.
"Ini menandakan jalan-jalan masih belum aman bagi pesepeda terkait kriminal," kata Ketua Bike To Work Indonesia, Fahmi Saimima, saat dihubungi, Ahad, 6 Maret 2022.
Menyikapi upaya penjambretan itu, Fahmi menyarankan agar para pesepeda lebih berhati-hati saat menjalankan hobinya itu. "Baik yang untuk sepeda buat transportasi, rekreasi, maupun olahraga. Semua mesti mawas diri tidak memancing peluang kejahatan," ucap dia.
Fahmi memberi sejumlah tips agar aman saat bersepeda. Ia menyarankan penampilan saat bersepeda jangan terlalu mencolok. “Barang-barang harus dijaga, terutama barang-barang penting seperti handphone dan dompet,” tuturnya.
“Yang penting juga jangan sendirian. Kalau pun sendirian pastikan jalur yang dilewati bukan jalur yang rawan," ucap dia menambahkan.
Mengenai jalur yang rawan, Fahmi menjelaskan bahwa jalur-jalur ini biasanya jalur lurus yang panjang. Biasanya pada jalur ini pesepeda yang sebelumnya bergerombol terpisah dari kelompoknya.
"Biasanya ada di kawasan-kawasan selepas pesepeda ini nge-loop. Jalur-jalur ini biasanya merupakan jalur pulang pesepeda karena pulangnya pasti sendirian," papar Fahmi.
Fahmi menyebut beberapa jalur yang rawan dengan bagi pesepeda seperti Kebon Jeruk, Rawamangun, Pondok Labu, Kebayoran Lama, flover Senayan arah TVRI, dan lainnya. “Pesepeda harus hati-hati karena pada jam sibuk pun mereka berani menjambret,” kata Fahmi.
B2W Indonesia, kata Fahmi, telah meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta dan kepolisian agar menambah jumlah kamera pengawas di jalan untuk mengantisipasi terulangnya jambret atau begal yang mengincar pesepeda.
“Tim advokasi kami sudah melakukan komunikasi ke Pemprov (Dishub) dan kepolisian utuk terus melakukan atrol rutin. Jikalau terbatas personel, maka mesti disiapkan CCTV lebih banyak di jalan yang mempunyai potensi,” katanya.
Di samping itu, kata Fahmi, perwakilan dari B2W Indonesia bersama tim advokasi sedang melakukan komunikasi dengan jajaran pemerintah dan kepolisian untuk mengurangi kejahatan jalanan yang mengincar pesepeda .