Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Idrus Paturusi, mengatakan bahwa penggunaan reagen merek Sansure sebagai alat deteksi Covid-19 di RS Unhas dan RSUP Dokter Wahidin Sudirohusodo Makassar tidak pernah bermasalah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dari bulan Mei (pakai reagen Sansure), bukan hanya Unhas tapi Wahidin juga karena kita dapat dari BNPB ya. Semuanya lancar,” kata Idrus kepada Tempo, Senin, 15 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Idrus mengatakan, RS Unhas dan RSUP Dokter Wahidin Sudirohusodo memiliki fasilitas laboratorium biosafety level 3 (BSL-3). Peralatan yang digunakan untuk menguji sampel virus corona pun sesuai standar.
Bahkan, kata Idrus, mesin PCR (Polymerase Chain Reaction) di kedua laboratorium bersifat open system. “Maksudnya tidak tergantung dari merek (reagen),” katanya. Sehingga, reagen merek apapun yang diberikan BNPB cocok dengan spesifikasi laboratorium.
Laporan Majalah Tempo mengabarkan puluhan rumah sakit mengembalikan ratusan ribu alat tes Covid-19 dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Salah satunya yang banyak dikembalikan adalah reagen merek Sansure buatan Cina. Balai Penelitian dan Kesehatan Papua, misalnya, mengembalikan 12.997 unit alat deteksi virus corona itu ke BNPB.
Laboratorium Universitas Sumatera Utara juga mengembalikan 12.624 reagen RNA Sansure. Reagen itu disebut tidak seusai dengan mesin yang dimiliki laboratorium USU. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta juga mengembalikan 9.552 unit Sansure.
FRISKI RIANA
Baca: Kisruh Alat Tes Covid-19, Doni Monardo Pastikan Pengadaannya Transparan