Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Surat Kaleng Teror Ulama Depok: Ini Dugaan Motif Pelaku

Tidak ada alasan khusus yang disampaikan peneror. Dan hanya ulama Cluster Gardenia yang dikirimi surat.

5 Maret 2018 | 08.14 WIB

Teror menggunakan surat yang ditujukan kepada 10 ulama di Kota Depok, 3 Maret 2018. Surat tersebut berisi ancaman akan membunuh ulama yang namanya tertera dalam surat tersebut. Dinas Kominfo Kota Depok
Perbesar
Teror menggunakan surat yang ditujukan kepada 10 ulama di Kota Depok, 3 Maret 2018. Surat tersebut berisi ancaman akan membunuh ulama yang namanya tertera dalam surat tersebut. Dinas Kominfo Kota Depok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Depok – Masyarakat Kota Depok dibuat geger dengan adanya surat kaleng yang berisikan nama 10 nama ulama yang diancam akan dibunuh pada Sabtu 3 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Terdapat sejumlah hal yang dinilai janggal tentang surat kaleng bernada teror itu. Salah satu ulama yang namanya tercantum dalam daftar, KH Abu Bakar Madris, mengungkapkan pendapatnya mengenai substansi surat kaleng dan persebarannya.

“Ini dugaan saya, ada seseorang yang tidak suka dengan 4 ustad yang ada di Gardenia, tapi dia bawa nama ulama lain untuk mengelabui,” kata Madris kepada Tempo, Minggu, 4 Maret 2018.

Madris lalu mengungkapkan sejumlah hal yang menurut dia kejanggalan. “Pertama, itu kan surat rahasia sekali kenapa beredar ke khalayak luas.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

BacaUlama Depok Bereaksi Soal Teror Surat Kaleng

Kejanggalan lainnya adalah, dalam surat berisi 10 nama ulama namun surat itu hanya dikirimkan ke Cluster Gardenia, Grand Depok City, Depok, Jawa Barat. “Kalau alasan surat itu mau teror, kenapa nggak semua ulama di suratin? Kenapa hanya ke sana (Gardenia),” ucap Ketua Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Mushalla Indonesia (Fahmi Tamami) Kota Depok tersebut.

Kemudian mengenai alamat pengirim. Dia berpendapat, mestinya kalau memang mau menteror mengapa dicantumkan alamat. Meski alamatnya belum tentu faktual, hal ittu akan memunculkan pertanyaan.

Terakhir, Madris melanjutkan, tidak ada alasan khusus dari pengirim surat mengapa hendak membunuh 10 ulama tersebut. “Biasanya teror kan ada alasannya, apakah karena terlalu keras atau menentang sesuatu."

Menurut dia, 10 ulama yang diancam tidak memiliki pengaruh besar baik di Depok maupun luar Depok. Maka pengasuh Majelis Taklim At Taubah tersebut menduga, surat tersebut hanyalah bentuk ketidaksukaan seseorang terhadap tokoh agama di Cluster Gardenia GDC. Dari 10 nama ulama tersebut hanya ulama yang tinggal di Cluster Gardenia yang dibubuhi keterangan alamat.

“Apapun motifnya, saya tidak pernah menanggapi surat itu,” kata Madris.

Polres Kota Depok masih terus menyelidiki keberadaan surat kaleng tersebut. Kepala Polresta Depok Kombes Didik Sugiarto mengatakan, sudah lima saksi yang diperiksa. Petugas juga patroli ke rumah-rumah para ulama tersebut.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus