Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Ambillah jalan lurus

Tanggapan pembaca soal rencana pembangunan patung garuda wisnu kencana di bali yang menelan biaya rp 80 milyar

24 Juli 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sudah lebih satu bulan Bali heboh dengan rencana pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana yang akan menelan biaya Rp 80 miliar itu. Dan, tampaknya, polemik itu sudah merasuk ke segenap lapisan masyarakat. Bahkan, sebuah koran lokal menyediakan semacam kolom tetap bagi masyarakat untuk berpolemik. Belum lagi diskusi-diskusi yang digelar seputar masalah patung ini. Dilihat dari rentang waktu, polemik yang semakin berlarut- larut itu sudah menunjukkan gejala yang tak sehat. Sebab, komentar dan ulasan yang disodorkan masyarakat, para tokoh masyarakat, pejabat pemerintah setempat, seniman, budayawan, dan cendekiawan masing-masing tentu memiliki argumentasi yang kuat mampu mempengaruhi persepsi masyarakat luar. Itu akan menimbulkan pengotak-ngotakan persepsi di masyarakat. Yang tak kita harapkan bersama, jangan sampai polemik ini menimbulkan guncangan pada masyarakat Bali. Apalagi sekarang ini Hindu dan budaya Bali sedang menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya. Jadi, jangan sampai masalah ini menimbulkan ekses negatif bagi kebangkitan Hindu dan budaya Bali. Untuk itu, sudah saatnya para pembuat kebijaksanaan di pusat mengambil jalan lurus dalam persoalan yang tak kunjung reda ini. Sebab, di Bali sendiri, upaya-upaya menarik benang merah sudah mengalami jalan buntu, yang justru bisa menimbulkan benang kusut. Umum tahu, ide dasar rencana pembangunan patung monumental itu datang dari Menteri Joop Ave. Karena itu, Joop Ave, sebagai ''penyebab polemik''berkepanjangan ini, harus secepatnya bertindak secara bijak. Kita pasti tak menginginkan Bali menjadi coreng-moreng hanya gara-gara sebuah patung yang, konon, dibangun demi kemajuan dan pembangunan pariwisata Bali. Ingat, orangBali hidup bukan dari pariwisata. ROBERTO HOETABARAT Pemimpin Redaksi Sunari Penjor Antropologi Universitas Udayana Denpasar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus