Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Hentikan Politisasi Kasus Hermansyah

Penyerangan terhadap Hermansyah harus dibikin terang. Polisi mesti memastikan motifnya untuk membendung spekulasi.

17 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SPEKULASI mengenai motif penyerangan Hermansyah sebaiknya dihentikan. Ada isu dia dibacok karena pernyataannya mengenai dugaan aksi pornografi pemimpin Front Pembela Islam, Rizieq Syihab, yang bertentangan dengan temuan polisi. Atau, yang belakangan muncul, rumor di media sosial bahwa itu karena urusan perempuan. Mengait-ngaitkan kasus secara serampangan hanya akan memicu masalah yang tak perlu.

Hermansyah, 46 tahun, diserang dengan pisau pada Ahad dinihari pekan lalu. Pelakunya lima orang. Empat di antaranya sudah tertangkap. Menurut polisi, sesuai dengan keterangan para pelaku dan istri Hermansyah, penyerangan di ruas jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi tersebut merupakan buntut dari cekcok lantaran mobil Hermansyah diserempet mobil penyerangnya.

Kalau mengacu pada keterangan polisi dan berbagai fakta yang sudah terverifikasi, penyerangan Hermansyah merupakan kasus kriminal murni. Tapi di media sosial terus direplikasi analisis konspiratif bahwa penganiayaan terhadap sarjana teknologi informatika lulusan Institut Teknologi Bandung itu disengaja. Tertuduhnya polisi dan kelompok yang menjadi lawan politik Rizieq. Alasannya, dalam sebuah acara unjuk bincang di TV One sebulan sebelumnya, Hermansyah mengklaim percakapan porno antara Rizieq dan Firza Husein direkayasa. Dia juga dikabarkan akan bersaksi melawan polisi, membela Rizieq.

Politisasi kasus ini sungguh mengkhawatirkan. Sekarang malah berkembang isu bahwa tentara melibatkan diri. Pelintiran ini muncul sejak Hermansyah dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Seolah-olah pemindahan ini karena TNI hendak melindungi "saksi penting" kasus Rizieq itu. Para pelempar isu konspiratif ini menghadap-hadapkan tentara dengan polisi, yang sebaliknya dituding hendak membungkam Hermansyah. Padahal perpindahan tersebut atas permintaan keluarga karena ada satu alat bantuan yang tidak dimiliki Rumah Sakit Hermina Depok.

Semua pihak seharusnya menahan diri. Penyerangan Hermansyah merupakan masalah kriminal. Biarkan polisi bekerja. Jangan sampai hoax dan kabar bohong menimbulkan pertentangan yang percuma di tengah masyarakat--apalagi di antara aparat negara. Lagi pula, dalam kasus ini polisi cukup sigap. Hingga akhir pekan lalu, empat dari lima pelaku telah tertangkap.

Tentu saja, mengingat kasus Hermansyah telah menjadi perhatian luas, menangkap pelaku saja tidak cukup. Untuk membendung spekulasi, polisi mesti memastikan motif di balik penyerangan itu. Periksa setiap petunjuk. Ada isu, setelah tampil di televisi dan sebelum penyerangan, Hermansyah mendapat pesan pendek yang mengancamnya. Apakah itu betul? Siapa pengirim pesan itu? Apa hubungannya dengan para penyerang?

Kasus yang menjadi sorotan publik, seperti penyerangan Hermansyah, merupakan pertaruhan bagi kepolisian. Berhasil menyelesaikannya dengan baik, kredibilitas meningkat. Tapi, kalau tidak, wajah kepolisian akan semakin buruk. Hal ini juga berlaku pada kasus lain, seperti penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Dalam kasus Novel, polisi dicurigai karena, setelah lebih dari dua bulan, pelaku penyerangan belum tertangkap.

Seharusnya para petugas hukum menggunakan peristiwa penyerangan Hermansyah, juga Novel dan yang lain, untuk memicu rasa aman bagi masyarakat, yang juga harus membantu mendinginkan suasana. Isu penting keamanan publik pun hilang di tengah hiruk-pikuk hoax dan kabar bohong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus