Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Ide "revolusi kebudayaan"di kamboja

Di kamboja tidak ada suatu partai komunis secara legal. perekonomian dititik beratkan pada pembangunan pertanian dan industri kecil. mata uang tidak di pakai dlm kehidupan sehari-hari, birokrasi pun lumpuh.

4 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEDIKIT keterangan yang dapat diperoleh tentang Kamboja sekarang. Hampir mustahil untuk menarik kesimpulan bagaimana negara tersebut sebenarnya. Yang diketahui, misalnya, adalah tidak adanya suatu Partai Komunis secara legal. Juga jelas titik berat pada pembangunan pertanian dan industri kecil-kecilan. Mata uang tidak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan aparatur birokrasi belum banak disebut apakah ada atau tidak. Tanda-tanda tersebut banyak persamaannya dengan ide "Revolusi Kebudayaan" di RRC, 1966-1968. Pada dasarnya, "Revolusi Kebudayaan" dilancarkan Mao Tse-tung untuk menghancurkan pengokohan elite baru di kalangan birokrasi pemerintahan dan partai. Ide ini kemudian dikenal sebagai "garis massa" sebagai lawan dari elitisme. Pada masa tersebut, kader partai dikritik secara publik, tokoh birokrasi dibawa ke jalan dan diarak ramai-ramai. Organisasi partai disusun dalam bentuk "Komite Revolusi", yang beranggotakan satu buruh, satu wakil tentara dan wakil para aktivis "Revolusi Kebudayaan". Sedikit banyak, "Revolusi Kebudayaan" juga merupakan cara efektif RRC untuk pergantian generasi. Partai sudah lama dipimpin generasi "Long March" sedangkan birokrasi pemerintahan juga dikuasai generasi sebelum 1949. Dengan "Revolusi Kebudayaan", kaum muda bisa menduduki jabatan tinggi dengan cepat, terutama dalam organisasi lokal partai. Anak muda kota yang berpendidikan dan cukup banyak jumlahnya, dikirim ke desa untuk bekerja selama beberapa bulan. Dalam bidang ekonomi, teoritisi "Revolusi Kebudayaan" menyebut penghapusan mata uang sebagai salah satu tujuan terakhir. Di Asia Tenggara, pengaruh "Revolusi Kebudayaan" terasa paling besar di kalangan mahasiswa-mahasiswa Burma dan Kamboja waktu itu Di Phnom Penh, ibukota Kamboja, terjadi serangkaian demonstrasi dukungan terhadap "Revolusi Kebudayaan", pata tahun 1967. Walaupun dukungan itu disponsori oleh Lembaga Persahabatan Kamboja-Cina, banyak pula mahasiswa Kamboja yang ikut. Setelah ribut-ribut selesai, banyak mahasiswa yang minggat ke hutan jadi gerilya, menyusul minggatnya Khieu Samphan dan kawan-kawannya. Dari segi pimpinan, Kamboja sekarang memang di tangan golongan muda. Yang paling menonjol adalah "Tiga Serangkai", yakni Khieu Samphan, Hou Yuon dan Hu Nim. Seorang wakil PM, Ieng Sary, juga termasuk golongan muda. Generasi tua biasanya diasosiasikan dengan Sihanouk. Mereka ini walaupun resminya banyak memegang jabatan tinggi (misalnya Penn Nouth, bekas Perdana Menteri), tapi tidak banyak suaranya dalam kerja sehari-hari. Katakanlah, jabatan mereka sekedar penghormatan atas kegigihan mereka dalam melawan Lon Nol. KOSONGKAN KOTA Dari sudut organisasi, Kamboja tidak mengenal adanya Partai Komunis yang kuat, satu dan lain karena peranan karismatis Sihanouk. Apalagi setelah perjanjian Jenewa, Partai Komunis Indocina merobah nama uan kegiatannya terbatas hanya untuk Vietnam saja. Karena itu, generasi Khieu Samphan yang memimpin Kamboja sekarang tidak menemui kesulitan dalam membentuk organisasi baru. Sampai sekarang, tidak jelas apa nama resmi organisasi itu, tapi umumnya dikenal sebagai "Organisasi Revolusi". Pimpinannya juga tidak menonjol, mungkin sekali karena sifatnya yang kolektif dan desentralisasi pada tingkat lokal. Untuk memperoleh aktivis dan kader, rasanya tidak sulit. Banyak tersedia tenaga muda. Tahun 1960-an merupakan puncak produksi sistim pendidikan Kamboja yang baru dimulai tahun 1950-an. Akibatnya, terjadi penumpukan lulusan sekolah di kota-kota, yang merupakan salah-satu masalah yang dulu tidak dapat diatasi oleh Sihanouk. Dalam keadaan sekarang, anak-anak muda tersebut menjadi kader untuk "Organisasi Revolusi" di desa-desa. Seperti halnya pada masa "Revolusi Kebudayaan" di RRC, birokrasi di Kamboja sekarang boleh dikatakan lumpuh. Sejak zaman penjajahan Perancis, lapisan birokrat Kamboja tidak pernah besar. Bahkan, pada masa kolonial, orang Vietnam sering dikirim untuk mengisi jabatan penting di Kamboja (dan juga Laos). Pada masa Sihanouk, perluasan birokrasi tidak terlalu cepat. Baru pada masa Lon Nol, birokrasi berkembang begitu cepat.Tapi birokrasi warisan Lon Nol tampaknya sudah hancur sebagai suatu institusi. Kalaupun ada birokrasi sekarang, itu hanyalah untuk tugas yang sangat mendesak, misalnya untuk diplomasi. Menteri sering merangkap dan biasanya dipegang oleh pimpinan "Organisasi Revolusi". Selain ketiadaan lembaga partai dan birokrasi yang bersifat nasional, Kamboja sekarang juga ditandai oleh titik berat yang kuat di bidang pertanian dan pedesaan. Sejak semula, penduduk kota dikosongkan, sebagian karena kurangnya persediaan makanan di kota, sebagian iagi karena banyak dari penghuni kota adalah pengungsi-pengungsi dari desa. Tapi, tidak kurang pentingnya adalah alasan ideologi: mengurangi jurang antara kota dan desa. Perekonomian Kamboja memang belum sampai pada perbedaan struktur yang kuat. Industri tidak banyak, kalaupun ada hanyalah kecil-kecilan. Kemakmuran yang tampak di Phnom Penh dulu lebih banyak disebabkan oleh mengalirnya bantuan asing daripada oleh hasil produksi dalam negeri Kamboja. Dengan demikian, titik berat di sektor pertanian tidak mendapat kompetisi dari sektor lainnya. Karena itu, dari bahan yang sedikit tentang Kamboja sekarang, sedikitnya dua hal dapat disimpulkan. Pertama, munculnya generasi baru yang umurnya rata-rata awal 40-an tahun di pimpinan pusat dan dengan umur lebih muda di tingkat lokal. Kedua, terdapatnya kesan tentang pelaksanaan ide "Revolusi Kebudayaan" oleh pimpinan Kamboja sekarang. Ini adalah ironi, mengingat bahwa di RRC sendiri tokoh-tokoh "Revolusi Kebudayaan" baru saja turun dari panggung sejarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus