Dalam Majalah TEMPO, (10 Oktober 1992, Nasional), diberitakan pembongkaran tak sengaja sebagian bangunan Keraton Surokarto Hadiningrat Pekapalan Pamajengan, oleh pihak PT Benteng Perkasa. Saya sebagai wong Solo sangat menyayangkan kejadian tersebut. Walaupun seperti yang telah diberitakan dalam majalah ini, pihak PT Benteng Perkasa bersedia membangun kembali keraton itu. Tapi apakah mungkin bangunan keraton yang telah menjadi puing-puing dapat dibangun seperti keadaan semula, seperti aslinya, dan nilai budayanya tetap dapat dinikmati anak cucu secara murni dan utuh? Seharusnya, Keraton Surokarto Hadiningrat, yang mempunyai nilai budaya yang tinggi dan sebagai peninggalan leluhur yang bersejarah, kita lestarikan dan diuri-uri sehingga eksistensinya tetap utuh dan murni. Pada akhirnya kelak dapat dinikmati anak cucu secara turun-temurun. Siapa lagi kalau bukan kita, masyarakat Surakarta, yang memperhatikan dan melestarikannya. Sebagai sesama mahasiswa, saya salut pada Mahasiswa Surakarta yang tergabung dalam "Kelompok Solidaritas Budaya Surakarta" yang sedemikian tanggap dan kritis terhadap keadaan. Permintaan dan harapan saya, sebagai bagian dari masyarakat Surakarta, semoga peristiwa yang menimpa Keraton Surakarta Hadiningrat tidak akan terulang dan dapat diambil hikmah yang terbaik. Marilah kita jaga dan lestarikan peninggalan bersejarah yang mempunyai nilai budaya yang tinggi. GIYANTO Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini