Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Krisis Legitimasi PM Najib

Malaysia berada di persimpangan jalan. Pemberangusan suara kritis melahirkan reaksi besar.

3 Agustus 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERDANA Menteri Malaysia Najib Razak membuat langkah blunder. Tindakannya memecat Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan mengganti empat menteri membuat Malaysia semakin jatuh dalam kekeruhan. Menganggap Malaysia harus diselamatkan, masyarakat bangkit melakukan perlawanan.

Krisis Malaysia dimulai ketika harian Wall Street Journal mengungkap megaskandal penyalahgunaan dana investasi negara. Najib dituduh menerima hampir US$ 700 juta dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Dana itu masuk ke rekening pribadinya pada 2009—diperkirakan untuk pencalonannya sebagai perdana menteri. 1MDB adalah perusahaan investasi negara yang didirikan dan dipimpin Najib pada 2008.

Muhyiddin Yassin ikut mengkritik atasannya. Namun, bukannya menerima klarifikasi, ia malah diganti dengan Menteri Dalam Negeri Zahid Hamidi—loyalis Najib. Jaksa Agung Abdul Gani Patail, yang menginvestigasi skandal ini, juga digusur. Nur Jazlan Mohammad, yang sebelumnya Ketua Komite Rekening Publik (PAC) untuk menyelidiki kasus ini, digeser menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri. Dua surat kabar finansial, The Edge Weekly dan The Edge Financial Daily, dilarang terbit selama tiga bulan terhitung sejak 27 Juli.

Total penyelewengan 1MDB diperkirakan US$ 11,23 miliar atau sekitar Rp 148 triliun. Ketidakberesan pengelolaan uang 1MDB sudah mencuat sejak 2008. Pengusaha bernama Low Taek Jho mendapat kemudahan Najib beroleh pinjaman senilai US$ 2,8 miliar. Dana yang seharusnya dipakai membangun infrastruktur proyek migas di Terengganu itu hilang tak berbekas.

Saat ini seruan turunkan Najib bergema di berbagai media sosial. 1MDB dipelesetkan menjadi "Satu Malaysia Dalam Bahaya". Tagar #Kita Lawan terus dilancarkan oposisi. Kehidupan mewah Najib pun selama ini menjadi bahan olok-olok publik. Gaya hidup istrinya, Rosmah Mansor, oleh kartunis Malaysia, Zunar, digambar bagaikan Maria Antoinette. Hedonismenya melebihi Imelda Marcos.

Koalisi Himpunan Bersih akan melakukan demonstrasi besar pada Agustus ini. Tekanan terhadap pemerintahan Najib juga diperkirakan datang dari bank-bank luar negeri dan negeri donatur. Singapura sudah membekukan dua rekening yang diduga memiliki aliran dana ke 1MDB. Perlu diketahui, 1MDB sangat agresif mendapatkan pinjaman dari bank-bank luar dalam skala jumbo. Menurut prosedur, pinjaman harus disetujui Bank Negara Malaysia dan Menteri Keuangan. Persoalannya, Menteri Keuangan pada saat 1MDB didirikan adalah Najib sendiri.

Dengan meletusnya kasus ini, bukan tak mungkin lembaga donor akan mempermasalahkan investasi mereka. Nama besar seperti Goldman Sachs dan keluarga Kerajaan Arab Saudi ikut terlibat. Kini tinggal melihat apakah Gugus Tugas Khusus yang terdiri atas kepolisian, komisi antikorupsi Malaysia, dan bank sentral berani membongkar Najib. Apakah Najib dapat bertahan atau akhirnya turun. Apakah gerakan prodemokrasi mampu mengkonsolidasi diri, mengajak semua elemen masyarakat mengambil momentum perubahan.

Beberapa aktivis Malaysia menganggap kondisi di Malaysia kini mirip dengan situasi Mei 1998 di Indonesia. Tapi Malaysia bukan Indonesia. Di sana tidak ada kekuatan mahasiswa yang turun dan menjadi kelompok penekan yang "berani mati". Malaysia sedang diuji melewati prahara ini—dengan caranya sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus