Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Lalu Lintas: Cermin Kehidupan

Lalu lintas di indonesia semrawut. faktor penyebab: peraturan tidak tegas, tidak ada kontrol kecepatan, kurang penjelasan rambu. perlu pendidikan lalu lintas sejak usia dini dan kedisiplinan. (kom)

20 November 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENARIK sekali ucapan tamu saya, seorang Australia: "Lalu lintas di sini saling semrawut. Tapi anehnya tidak terjadi kecelakaan. Kalau begini di Australia, saya tidak bisa bayangkan akibatnya". Yah, memang begitu cara masyarakat kita. Dari kanan potong ke kiri, lampu sudah merah pun diterobos terus, asal masih bisa jalan. Mengapa para pemakai jalan kita demikian buruk mentalnya? Beberapa faktor yang menyebabkannya. Antara lain: peraturan yang kurang tegas, tidak pernah ada kontrol kecepatan, pengawasari kendaraan di jalan-jalan protokol, kurangnya penjelasan untuk apa "dua garis besar lurus" dan "apa itu garis-garis yang terputus-putus". Dan lain-lain. Sebagai contoh yang menggambarkan peraturan kurang tegas, sebagai berikut: Kita mendekati satu bundaran di tengah perempatan yang mempunyai arus kendaraan dari segala arah. Di sini tidak ada peraturan atau kebiasaan untuk selalu mendahulukan kendaraan yang datang dari sebelah kanan kita. Jadi, siapa yang berani, dialah yang mendahului, diikuti oleh kendaraan lain di belakangnya. Apabila para pengendara sudah mengetahui peraturannya, tidak akan terjadi hal demikian. Kita baru akan jalan setelah mendahulukan kendaraan sebelah kanan kita. Jangan lagi kita bicara menghadapi supir-supir bus yang kelelahan yang karena frustrasi, seharian membawa busnya dalam kondisi kepanasan tanpa otomatisasi perseneling. Menghadapi supir-supir muda usia, juga sering kita menarik napas. Lalulintas mencerminkan sifat-sifat individu yang membawa kendaraannya. Bila pengendara melarikan kendaraannya dan saling mendahului, maka tercerminlah watak bangsa kita yang cepat panasan, cepat iri hati dan lain-lain. Watak jelek. di samping tentu saja banyak watak bahgsa kita yang baik. Apakah kita akan tetap memelihara hal-hal yang tidak baik? Tidakkah kita ingin melatih mental dan kebiasaan kita mulai dari jalan raya, di tempat pekerjaan, kembali ke jalan raya kemudian di rumah? Tidakkah kita ingin membantu Pemerintah yang telah mengerahkan dana untuk mengecat rambu-rambu lalulintas, membuat rambu-rambu lampu dan lain sebagainya? Kita menunggu perbaikan bersama dalam meningkatkan tertib lalulintas. Misalnya dengan lebih sering mengadakan pekan lalulintas, memasukkan kurikulum llmu Lalulintas di SD, peningkatan pengawasan terhadap pengebut-pengebut, penegasan beberapa peraturan, pendidikan di Radio dan Televisi. Jalan raya tertib dan teratur, cermin tertib dan teraturnya jalan kehidupan masyarakat kita. MIRAZ Gandaria Tengah VI/42, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus