MENARIK sekali ucapan tamu saya, seorang Australia: "Lalu lintas
di sini saling semrawut. Tapi anehnya tidak terjadi kecelakaan.
Kalau begini di Australia, saya tidak bisa bayangkan akibatnya".
Yah, memang begitu cara masyarakat kita. Dari kanan potong ke
kiri, lampu sudah merah pun diterobos terus, asal masih bisa
jalan.
Mengapa para pemakai jalan kita demikian buruk mentalnya?
Beberapa faktor yang menyebabkannya. Antara lain: peraturan yang
kurang tegas, tidak pernah ada kontrol kecepatan, pengawasari
kendaraan di jalan-jalan protokol, kurangnya penjelasan untuk
apa "dua garis besar lurus" dan "apa itu garis-garis yang
terputus-putus". Dan lain-lain.
Sebagai contoh yang menggambarkan peraturan kurang tegas,
sebagai berikut: Kita mendekati satu bundaran di tengah
perempatan yang mempunyai arus kendaraan dari segala arah. Di
sini tidak ada peraturan atau kebiasaan untuk selalu
mendahulukan kendaraan yang datang dari sebelah kanan kita.
Jadi, siapa yang berani, dialah yang mendahului, diikuti
oleh kendaraan lain di belakangnya. Apabila para pengendara
sudah mengetahui peraturannya, tidak akan terjadi hal demikian.
Kita baru akan jalan setelah mendahulukan kendaraan sebelah
kanan kita. Jangan lagi kita bicara menghadapi supir-supir bus
yang kelelahan yang karena frustrasi, seharian membawa busnya
dalam kondisi kepanasan tanpa otomatisasi perseneling.
Menghadapi supir-supir muda usia, juga sering kita menarik
napas.
Lalulintas mencerminkan sifat-sifat individu yang membawa
kendaraannya. Bila pengendara melarikan kendaraannya dan saling
mendahului, maka tercerminlah watak bangsa kita yang cepat
panasan, cepat iri hati dan lain-lain. Watak jelek. di samping
tentu saja banyak watak bahgsa kita yang baik. Apakah kita akan
tetap memelihara hal-hal yang tidak baik? Tidakkah kita ingin
melatih mental dan kebiasaan kita mulai dari jalan raya, di
tempat pekerjaan, kembali ke jalan raya kemudian di rumah?
Tidakkah kita ingin membantu Pemerintah yang telah mengerahkan
dana untuk mengecat rambu-rambu lalulintas, membuat rambu-rambu
lampu dan lain sebagainya?
Kita menunggu perbaikan bersama dalam meningkatkan tertib
lalulintas. Misalnya dengan lebih sering mengadakan pekan
lalulintas, memasukkan kurikulum llmu Lalulintas di SD,
peningkatan pengawasan terhadap pengebut-pengebut, penegasan
beberapa peraturan, pendidikan di Radio dan Televisi. Jalan raya
tertib dan teratur, cermin tertib dan teraturnya jalan kehidupan
masyarakat kita.
MIRAZ
Gandaria Tengah VI/42, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini