Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Langkah gus dur: perbedaan intelektual dan pola pikir tradisional

4 Mei 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika saya membaca rubrik Komentar, TEMPO, 2 Maret 1991, saya membaca pandangan positif yang ditujukan kepada Gus Dur. Saya juga berada di pihak itu. Dalam arti, saya kagum dengan cara berpikir yang tidak fragmentaris, golonganisme, dan selalu mengarah ke depan. Saya pikir, Gus Dur sampai ke taraf seperti sekarang ini adalah karena kesadarannya bahwa pola pikir tradisional (dalam bidang agama dan misi) tidaklah dapat memberikan kemajuan, baik dalam konteks "umat" secara khusus maupun dalam konteks "nasional" secara umum. Sayangnya, kesadaran seperti ini hanya dialami oleh segelintir orang. Mengapa? Apakah mereka ini lebih pintar dari yang lain? Tidak! Terbukti, banyak di kalangan intelektual agama atau bidang yang lain yang kita akui kepintarannya dan menyandang banyak gelar, masih berpola pikir tradisional. Jawabnya, mungkin, karena mereka sudah terlatih untuk berpikir terbuka dan mempunyai pengetahuan mengenai Quran dan Alkitab yang mendasar. Saya sebut berpikir terbuka karena saya tahu bahwa Gus Dur sejak kecil telah bergaul dengan kalangan luar agamanya. Sebagai pembaru adalah tidak gampang, mendapat tantangan dari segala jurus. Dan itu terbukti. Baik kalangan intelektual maupun "umat", mereka bereaksi, misalnya, terhadap tanggapan Gus Dur atas terbentuknya ICMI. Itu wajar. Tapi sampai kapan kita membiarkan itu terjadi? Sampai kapan kita mempertahankan pola pengajaran dogma dan misi yang tradisional itu? Sampai kapan kita mempertahankan pola tradisional yang tercermin dalam kegiatan gereja dan masjid kita? Sampai kapan kita membiarkan "golongan agama" bagaikan "anjing menggonggong kafilah berlalu" terhadap keputusan-keputusan pemerintah kita? Apakah kita mau membuang waktu sedemikian lama hanya untuk mengurus dampak dari kesenjangan antara para pembaru dan golongan yang masih tradisional. Bagaimanapun, wahai para intelektual, berbuatlah sesuatu dan beranilah bertindak. Ingatlah, menjadi pionir tidaklah gampang. Adalah sangat frustasi bila ditemukan kesenjangan yang lebar antara intelektual dan pola pikir tradisional di mana-mana. Tapi ini adalah tantangan dan pekerjaan rumah, bukan? MINDAWATI PERANGIN-ANGIN Graduate Student Drew University CM 1412 Madison, New Jersey 07940, USA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus