Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Laporan ganda

10 November 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SALAH satu kantor saya dulu, mengenal dua macam laporan bulanan. Yang pertama adalah yang resmi, merupakan laporan dari setiap manajer tentang aktivitas bulanannya. Ada juga laporan bulanan lain yang justru ditunggu-tunggu. Ia tidak datang dalam map plastik bening, tetapi dalam amplop cokelat tertutup rapat dengan stempel "Confidential". Isinya? Majalah Playboy atau Penthouse. Tetapi, itu dulu. Sekarang tidak lagi. Baru-baru ini Menteri Keuangan Radius Prawiro berseru agar para pengusaha tidak lagi membuat laporan dan pembukuan ganda. Ia tentu tidak memaksudkan laporan bulanan kami yang dibungkus dalam amplop cokelat itu. "Pembukuan ganda dalam undang-undang perpajakan baru tidak ada gunanya lagi. Kalau masih ada yang membuat, silakan bawa pembukuan ganda itu ke hotelprodeo," kata Radius mengancam. Yang dimaksud dengan hotel prodeo adalah bui, penjara. Pembukuan ganda rupanya memang khas dunia akuntansi. Ucapan Radius itu tadi pun sebetulnya diucapkan dalam kapasitasnya sebagai ketua Ikatan Akuntan Indonesia. Dan kita tidak perlu cepat-cepat menuduh bahwa hal itu adalah khas Indonesia, karena banyak tauke yang mau menghindari pajak. Stiker-stiker di kaca mobil dalam bahasa Inggris pun menyiratkan bahwa praktek ini dilakukan secara universal. Accountants are into double entry, tulis stiker itu. Setidak-tidaknya kita mengenal dua macam pembukuan ganda. Yang pertama adalah merendah-rendahkan angka - ini antara lain untuk keperluan menghindari pajak. Yang kedua adalah meninggi-ninggikan angka - disebut juga sugar coating - ini antara lain untuk menghibur dan mengelabui para pemegang saham. Dua-duanya adalah praktek manipulasi yang merugikan. Dalam pembicaraan tingkat tinggi dengan para akuntan tidak jarang kita mendengar: "Bapak mau rugi atau untung berapa bulan ini?" Lalu, semuanya bisa diatur. Sistem pembukuan memang memberikan peluang itu. The Economist pun baru saja melaporkan pengekstradisian Michele Sindona (pria!) dari New York ke Italia. Sindona adalah a crook who became a banker yang mendapat hukuman 25 tahun di AS karena laporan palsunya telah mengakibatkan runtuhnya Franklin National Bank pada l974. Ia diekstradisikan untuk diadili di Italia karena tuntutan-tuntutan lain. Pada halaman yang sama itu The Economist juga melaporkan jalannya persidangan atas diri George Tan, bekas pemimpin Carrian Group yang juga runtuh tahun lalu karena laporan palsu. Perusahaan yang didirikan di Hong Kong dengan manajemen Singapura dan modal Malaysia ini merupakan perusahaan yang paling cepat melejit ke papan atas, dan paling cepat hancur berkeping-keping. Dua di antara lima tertuduh yang diseret ke pengadilan itu adalah bekas akuntan Price Waterhouse yang pada 1981 mengesahkan pembukuan Carrian yang menuniukkan keuntungan. Amerika Serikat mempunyai SEC (Securities and Exchange Commission) yang terkenal galak menghantam praktek-praktek sugar coatrng. Salah seorang akuntan yang bekerja pada SEC mengaakan bahwa dua hal utama yang menyebabkan orang melakukan manipulasi pembukuan seperti itu adalah: malu dianggap gagal dan keserakahan. Seorang manajer profesional yang takut menyampaikan kabar buruk tentang keadaan perusahaan sebenarnya, lalu mengotak-atik pembukuannya, sehingga tampak seolah-olah perusahaan untung besar. Lalu ia akan memperoleh bonus besar. Contohnya, ketika US Surgical Corp. menyatakan keuntungan sebesar 32,9 juta dolar untuk periode 1979-1981, para manajer puncak langsung membagi-bagi bonus istimewa untuk mereka. Tetapi SEC, yang mengetahui bahwa angka keuntungan sebesar itu diganjal dengan keuntungan fiktif sebesar 18 juta dolar, segera memerintahkan agar para manajer itu mengembalikan bonus yang telah keburu dibagi. Presiden direkturnya terpaksa setuju mengembalikan bonus sebesar 317 ribu dolar. Seharusnya praktek-praktek semacam ini memang dapat dikoreksi atau dicegah oleh Iembaga-lembaga audit eksternal. Tetapi, juga di AS, persaingan yang makin keras antara auditor dan akuntan eksternal membuat mereka pun bersedia menghalalkan segala cara. Bahkan ada yang telah menjadi spesialis di bidang ini. Biro akuntan Peat Marwick Mitchell, misalnya, telah menyetujui neraca "bikinan" Penn Square Bank pada 1982, hanya empat bulan sebelum bank itu ambruk karena kebanyakan utang. Begitulah, kalau pagar juga ikut makan tanaman. Bondan Winarno.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus