LEE Iacocca, Presiden Chrysler itu, menggebrak lagi. Apa sekarang? Iklan-iklan dua halaman surat kabar bermunculan di berbagai surat kabar di Amerika Serikat. Seperti daging ayam Perdue atau Kentucky yang diiklankan sendiri oleh para pemiliknya, Frank Perdue dan Colonel Sanders, Chrysler sejak dipegang Lee Iacocca pun selalu diiklankan oleh presidennya sendiri. Pada awal 1983, warga Amerika Serikat mulai melihat pemunculan Lee Iacocca di iklan-iklan televisi. Sikap tough dan business like-nya menonjol. Dalam iklan televisi itu Lee menantang, "Kalau Anda mengetahui ada mobil yang lebih baik daripada Chrysler." lalu dihantamnya bagian depan mobil Chrysler, "beli sajalah mobil itu." Iklannya yang lain menantang pembeli untuk mencoba dulu Chrysler. "Kalau Anda tak suka, kembalikan saja!" kata Lee. Ternyata yang mengembalikan mobil Chrysler setelah dibeli sangat sedikit. Banyak yang curiga bahwa yang mengembalikan itu justru dari pabrik mobil pesaingnya. Alhasil, Chrysler berdarah kembali. Nadinya berdenyut sehat. Padahal, sebelum itu Chrysler sudah hampir keok. Tak heran kalau banyak orang menjagokan dia sebagai presiden Amerika Serikat. Cuma, Lee tahu diri. Bau spaghetti pada namanya toh akan membuat tersandung-sandung bila nekat mendaki kursi kepresidenan dari bangsa yang amat bangga diri. Padahal, Lee tak kurang Amerika. Ia memanfaatkan dirinya sebagai sumber berita -- demi Chrysler. Dibesar-besarkannya kenyataan bahwa Chrysler sudah berhasil melunasi pinjaman yang diriskir dengan loan guarantee Pemerintah. Ia juga menulis biografi yang laku keras. Lee sadar menjadikan dirinya sendiri sebagai pusat perhatian. Ia sadar bahwa Lee dan Chrysler adalah dua nama yang sudah menjadi satu. Khas Lee, ia selalu berkobar, dan berkibar. Iklan-iklan dua halaman koran itu kini menyerang praktek keliru yang selama ini dilakukan pabrik-pabrik mobil. Iklan yang dibubuhi tanda tangan Lee Iacocca itu menyerang praktek keliru dalam uji coba mobil. "Pada uji coba, odometer mobil selalu tak dijalankan," katanya. Odometer adalah alat pengukur jarak yang ditempuh mobil. "Dulu kami pun melakukannya. Sampai kami menyadari bahwa itu sebenarnya adalah ketololan." Praktek semacam itu dianggap sebagai standar industri yang wajar. "Itu memang tidak melanggar hukum," kata Lee sendiri. Setiap mobil yang selesai dirakit, kabel odometernya tak dipasang dulu, dikendarai untuk uji coba -- biasanya dengan kecepatan 40 kilometer per jam. Itu dilakukan agar pembeli melihat stan odometer masih menunjukkan angka nol ketika dibeli di toko. Padahal, tak sedikit mobil yang dalam uji coba ditemukan beberapa kelemahannya, lalu diuji coba lagi sampai ia dianggap sempurna untuk dijual. Artinya, mobil itu sudah menempuh beberapa puluh kilometer sebelum ditaruh di ruang pamer untuk dijual. Chrysler juga mengirim surat ke semua pembeli yang dalam catatan uji coba di masa lalu tercatat mengandung beberapa kerusakan yang kemudian diperbaiki sebelum dijual. Para inspektur mutu lalu dikirim untuk meneliti mobil-mobil itu. Bila ditemukan ada yang tak beres, akan segera diperbaiki atas biaya Chrysler. Bila ketidakberesannya terlalu parah, mobil itu akan diganti dengan mobil baru keluaran 1987 yang nilainya setara. No ifs ands or buts, kata Lee. Chrysler malah memperluas masa garansinya terhadap mesin mobil selama tujuh tahun atau 70.000 mil. Perlindungan itu meliputi semua sistem: rem, per, AC, listrik, dan kemudi. Langkah yang tak tanggung-tanggung, memang. Tetapi, mengapa semua ini harus dilakukan? Industri mobil Amerika Serikat memang sedang habis-habisan digebuk. Mereka pikir, mereka dapat sedikit bernapas ketika terjadi yendaka (apresiasi yen) yang membuat mobil Jepang naik harga. Tetapi, pada saat yang sama, mobil Hyundai dari Korea masuk pasaran, mengikis pangsa pasar baru. Bagi orang pemasaran, dunia memang tak pernah lengang. Bondan Winarno
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini