Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Masih soal rasialisme

Masih ada soal rasialisme dan diskriminasi di aus tralia. terbukti emigran yang ingin masuk australia lebih dahulu diseleksi tentang keahlian, warna kulit oleh pihak tidak resmi.

17 September 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TULISAN Sekretaris Penerangan Kedubes Australia, TEMPO 2 Juli 1977, bagi saya mengetawakan. Menurut keterangannya, bagaimanapun juga imigran yang ingin datang di Australia diseleksi dulu dan seleksi berdasar kriteria keahlian yang diperlukan di Australia. Orang harus pandai memahami arti pernyataan resmi ini. Memang benar, untuk menentukan ahli atau tidak ahli perlu kriteria. Diketahui umum bahwa dalam masalah keahlian, orang timur (termasuk sawo matang) lebih banyak punya keahlian dalam ilmu-ilmu abstrak. Orang bule banyak yang punya keahlian teknik modern. Saya tidak mengatakan orang Timur tidak ada yang punya keahlian teknik modern. Jadi toh pilihannya kebanyakan jatuh pada orang kulit putih. Itu haknya Australia. Cuma ahli dalam soal apa yang diperlukan di Australia yang dijadikan kriteria seleksi, Jubir Kedubes Australia tidak sebut dalam surat itu. Namun bahwa kulit sawo matang masih diemohi untuk menetap di sana, bisa diperkuat dengan tulisan seorang kulit putih terlampir (tak kami muat red), dan terserah kepada saudara mau percaya atau tidak. Tidak ada seorang Australia yang membantah tulisan ini dan dimuat di media yang sama. Bahkan dalam tulisan itu diakui sendiri oleh Al Grassby, Commissioner Community Relations Office di Australia, bahwa Australia is a racist country (Australia adalah negeri rasialis). Cerita mulut ke mulut mengenai tindakan rasialisme dan diskriminasi di benua Australia masih banyak terdengar, sekalipun yang melakukan tidak "pihak resmi". Banyak orang akan ketawa bila ada tangan-tangan "resmi" di Australia dengan dalih kemanusiaan akan menolong "pengungsi-pengungsi" dari Timor Timur yang kebanyakan kulit berwarna, sedang kaum aborijin di negeri sendiri perlu lebih mendapat perhatian. Maka lihatlah sejarah. SUMARDI PRIJADI PO Box 572, Dar Es Salaam Tanzania, East Africa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus