Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengalaman di berbagai negara menunjukkan jawaban yang beragam. Ada yang mikul duwur mendem jero gaya Brasil, ada yang menyeret mereka ke pengadilan seperti di Korea Selatan, dan ada yang di antara keduanya seperti di Argentina serta Afrika Selatan. Adapun yang dilakukan Cile, negara asal Pinochet, boleh dikata lebih dekat ke model Brasil.
Pinochet memang tokoh yang punya pendukung dan juga punya pembenci yang hampir sama kuatnya. Bekas pucuk pimpinan militer Cile ini punya dua prestasi yang ekstrem. Ia tak cuma pernah memimpin kudeta berdarah yang menyebabkan tewasnya presiden terpilih Allende, tapi juga bertanggung jawab memerintahkan militer melakukan perang kotor terhadap kelompok kiri hingga menyebabkan lebih dari 3.000 orang hilang atau mati dan ribuan lainnya diculik dan disiksa, meskipun kemudian dibebaskan. Hal ekstrem lain, selama 17 tahun berkuasa, ia berhasil mengangkat kesejahteraan Cile ke tingkat yang lebih tinggi pada saat perekonomian negara Amerika Latin lainnya justru sedang terpuruk.
Maka tak aneh jika penangkapannya di Inggris disambut di Cile dengan sukacita oleh anggota partai kiri tapi diprotes keras oleh golongan sayap kanan. Sampai-sampai sejumlah tawuran pun terjadi di jalan-jalan. Di Inggris pun tawuran dalam kadar yang jauh lebih sopan terjadi. Lihat saja, Pinochet ditangkap oleh pemerintahan Partai Buruh di bawah Perdana Menteri Tony Blair hanya dua pekan setelah jenderal purnawirawan itu dijamu minum teh oleh Margaret Thatcher, pendahulu Blair dari Partai Konservatif. Thatcher menulis artikel di surat kabar, meminta agar Pinochet dilepaskan karena berjasa membantu Inggris pada saat perang Falkland dengan Argentina. Ia memang suara masa lalu. Namun pada akhirnya Blair yang masih resmi berkuasa sebagai perdana menteri yang bertanggung jawab. Keputusannya akan diuji oleh pengadilan. Bila keputusan pengadilan mendukung, Pinochet mungkin akan dibawa ke Spanyol untuk diadili atas keterlibatannya pada tewasnya tujuh orang Spanyol korban perang kotor. Satu preseden baru akan terjadi: seorang mantan diktator yang diperlakukan mikul duwur mendem jero di negerinya, mungkin akan dihukum dan masuk penjara di negeri orang.
Ini pelajaran bagi Indonesia. Satu hal sudah jelas. Perlakuan apa pun yang akan dilakukan kepada Soeharto dan para pengikutnya yang dianggap melakukan dosa di masa lalu harus dipikirkan pula kemungkinannya di luar negeri. Pengalaman Cile menunjukkan mungkin saja apa pun yang diputuskan di dalam sebuah negeri belum tentu berlaku di negeri lain. Kecuali jika mereka rela untuk tidak pernah keluar dari batas negara seumur hidupnya, atau memang tak punya perkara di luar Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo