Saya berdecak kagum atas sikap Perdana Menteri Jepang Morihiro Hosokawa yang mengundurkan diri dari jabatannya karena merasa tak mampu menjalankan tugas. Soalnya, kejadian tersebut langka terjadi di negeri sendiri (TEMPO, 16 April, Luar Negeri). Mundur. Apakah ini budaya asing atau tidak, sebenarnya, sangat baik dan tak ada salahnya ditiru. Itu adalah tindakan "kesatria". Soalnya, itu sulit ditiru oleh sembarang orang. Hanya mereka yang punya harga diri dan rasa tanggung jawab moral yang tinggi yang mampu melaksanakannya. Kita telah banyak "meminjam" dari bangsa dan negara lain: budaya dan teknologi. Bahkan uangnya pun kita pinjam. Nah, mengapa untuk budaya "mundur" ini kita risi meminjam? Sebenarnya, budaya mundur yang dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi bukanlah budaya asing di negeri ini. Nenek moyang kita, agaknya, sudah punya sikap yang begini. Jadi, kita tak perlu sungkan untuk membudayakannya kembali. Sama halnya dengan menggali Pancasila, lalu membudayakannya kembali lewat P4 yang sudah kita lembagakan. Rasanya, sikap moral yang satu ini perlu kita masukkan dalam penataran P4, setidaknya untuk mengingatkan generasi penerus bangsa agar punya harga diri, tanggung jawab, dan perasaan malu. Mundur dari jabatan karena rasa tanggung jawab bukanlah perbuatan pengecut. Inilah sikap seorang "kesatria". Sebaliknya, ngotot untuk menduduki sebuah jabatan meskipun secara moral salah, apalagi sudah sempat disuruh turun, justru sikap yang tak terpuji. H. ATLIS ILYAS Kompleks TSBI Blok F-8 Medan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini