DARI Al-Nadwa, sebuah harian yang terbit di Mekkah, 18 Maret
lalu saya membaca Ongkos Naik Haji Indonesia tahun ini paling
mahal dibanding negara-negara lain. Koran itu mengutip besarnya
ONH yang ditetapkan pemerintah Indonesia: Rp 1.490.000.
Beberapa hari kemudian, Harian Kompas menyebut dengan persis
deretan angka tersebut, bahkan lebih menjelaskan ONH yang
besarnya satu setengah juta itu merupakan Keputusan Presiden No.
8 Tahun 1979. Dengan demikian, sebelum saya membaca TEMPO 21
April, rubrik Suka Duka, telah saya dapat dua sumber berita yang
mampu membuat hati kecil saya menjerit.
Saya merasa tersiksa. Kakak perempuan saya tahun ini
merencanakan berhaji. Persediaan uang di dompet kakak saya itu
hanya sedikit lebih banyak dari ONH tahun lalu. Sebab dengan
K-15-N, kami berdua juga telah memperkirakan ONH tahun ini akan
lebih banyak jumlahnya dari tahun lalu. Tapi tidak dua kali
lipat begitu. Nah sekarang, apa yang dapat kami lakukan,
sementara hajat kakak saya tak hendak ditunda? Apakah saya
menganjurkan agar kakak saya menjual saja rumah warisan yang
berada di Solo, sebagaimana Pak Hasan Warimin melego kebun
kelapanya? Atau kalau tidak, usul agar kakak menjual obral
seluruh dagangan batiknya, untuk dapat menjangkau ONH yang
ditetapkan pemerintah? Tidak! Kami malu.
Kepres No. 8 Tahun 1979 tentang besarnya ONH itu tak dapat
ditawar-tawar. Maka dalam beberapa hari ini, setelah otak saya
yang bebal saya paksa melahirkan inisiatif, muncullah sebuah
rencana pribadi, yang maknanya seperti: Kakak saya masih bisa
berusaha naik bis dari Jakarta ke Surabaya, kalau tidak ada
kereta api sama sekali.
Saudara mengerti maksud saya? Saya anjurkan kakak perempuan saya
tahun ini berhaji dengan menggunakan visa turis, yang dapat
diperoleh dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. Dengan
demikian, kakak saya hanya perlu menyediakan tiket pesawat
Jakarta-Jeddah pulang pergi, sementara paspor telah dia miliki.
Tiket pesawat pulang pergi dengan China Airlines Rp 570.000.
Sedang kalau menumpang Garuda, Rp 620.000. Tentang segala
srsuatunya di Saudi nanti, biayanya saya perkirakan tidak lebih
dari Rp 300.000. Ini sudah termasuk uang yang harus dibayarkan
kepada seorang seikh yang akan menyediakan akomodasi,
transportasi dan konsumsi selama di Mekkah, Arafah dan Mina.
Juga, pengeluaran uang untuk berziarah Madinah, Jadi total
jenderal, dengan persediaan uang Rp 1.000.000 mudah-mudahan
hajat kakak saya menunaikan haji tahun ini dapat terlaksana.
ANIS
Abha Airport, Abha
Saudi Arabia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini