Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Panti pijat Yogya: menawarkan ...

Wisata seks dalam pengembangan pariwisata bukan sarana yang dominan. malahan, wisata seks yang menonjol dapat berdampak negatif serta menodai citra bangsa Indonesia. hiburan malam di Yogyakarta diprotes.

4 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekitar 150 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta berkunjung ke Gedung DPRD Yogyakarta dan menyerahkan sikap mereka terhadap rencana pengesahan Peraturan Daerah tentang tempat hiburan malam di Yogyakarta. Yang sangat menarik perhatian, salah satu di antara poster yang dibentangkan berbunyi: "Wisata Budaya Yes, Wisata Seks No!" Unjuk rasa kaum mahasiswa kali ini berkaitan dengan upaya pemerintah untuk menggalakkan pengembangan pariwisata Indonesia. Kota Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di dunia internasional. Aspirasi kaum mahasiswa tertuang dalam unjuk rasa itu. Pengembangan pariwisata Indonesia yang pesat memang bisa mengarah ke pola hidup yang mewah, komersialisme, dan konsumerisme. Sasaran pengembangannya terlalu difokuskan pada aspek ekonomi dan peningkatan penerimaan devisa. Aspek ideal dan sasaran pengembangan pariwisata tampak kurang mendapat perhatian yang konkret. Kepincangan-kepincangan dapat terlihat dari kurangnya pembinaan terhadap bidang usaha kecil kepariwisataan di daerah-daerah, termasuk strategi dan usaha konkret untuk mengembangkan pariwisata. Kepincangan tersebut antara lain aibat kurangnya apresiasi terhadap potensi bangsa Indonesia sebagai insan pariwisata, baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen wisata. Wisatawan asing tertarik dengan keindahan alam dan kebudayaan tradisional yang ada di Indonesia. Sehingga, pengembangan pariwasata Indonesia mempunyai prospek cerah di masa yang akan datang. Potensi pariwisata sebagai penghasil devisa perlu dan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin. Namun, pemanfaatan yang lebih terarah dan terpadu perlu diterapkan, termasuk meningkatkan citra Indonesia sebagai daerah tujuan wisata yang ramah dan kaya dengan pesona alam dan budaya. Wisata seks dalam pengembangan pariwisata bukan sarana yang dominan. Malahan, wisata seks yang menonjol dapat berdampak negatif serta menodai citra bangsa Indonesia. Dalam rangka menggalakkan kepariwisataan ini, bukankah lebih arif dan bijaksana bila yang difokuskan adalah wisata budaya? Bukan wisata seks yang ditonjolkan.SETIABUDI Jalan Panjalu 2 Kediri 64121 Jawa Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum