Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Pelajaran dari metallica

Kerusuhan pertunjukan musik metallica tak perlu menuding siapa di balik kejadian itu. sebab persoalannya adalah kesenjangan sosial antara kaya dengan miskin makin besar.

15 Mei 1993 | 00.00 WIB

Pelajaran dari metallica
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Menarik menyimak berita tentang kebrutalan kawula muda pencinta musik cadas, Metallica (TEMPO, 17 April 1993, Nasional). Karena tidak bisa menononton pertunjukan itu, mereka lalu melakukan perusakan yang ada di sekitar Stadion Lebakbulus, Jakarta. Paling tidak, dari tragedi itu, kita bisa merenungkan dan mengambil banyak pelajaran. Tidak perlu kita menyalahkan pihak- pihak yang terlibat dalam pertunjukan tersebut. Bagaimanapun, pihak penyelenggara (Airo) telah bersusah payah mendatangkan grup musik sekelas Metallica sebagai respons atas tuntutan arus globalisasi di bidang musik. Soal harga tiket yang dianggap kelewat mahal, itu relatif. Siapa yang tidak mau untung? Begitu pula pihak keamanan. Sebenarnya, mereka itu telah berupaya sekuat tenaga untuk mengendalikan massa. Tapi, seperti kata para psikolog, kalau emosi massa sudah meledak, akan sulit dikendalikan. Sementara itu pula, kelompok Metallica tak bisa dicap sebagai pembawa petaka, meskipun aliran musik ini acap dituduh suka menyulut kerusuhan pada penggemarnya. Soalnya, misi musik mereka memang mengajak menyalurkan kekerasan lewat musik (TEMPO, 17 April 1993, Musik). Sayangnya, para penggemar musik metal di negeri ini barangkali telah salah kaprah mengartikannya, sehingga dengan musik metal orang bisa berbuat kekerasan atau brutal. Akan halnya kawula muda yang memicu kerusuhan itu, saya rasa tak perlu diberangus, apalagi divonis subversif. Sebab, secara jujur diakui, mereka itu hanyalah ''korban'' situasi dan kondisi saat kini. Di samping itu, mereka tetap merupakan aset yang dimiliki bangsa ini untuk masa mendatang. Dalam hal ini, saya sependapat dengan para pakar psikologi: akar timbulnya kerusuhan itu adalah kecemburuan sosial, kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Tapi yang lebih pasti, tragedi Metallica itu makin mempertegas kenyataan sebagian besar masyarakat, baik dari segi fisik maupun mental, lebih membutuhkan tontonan yang selain murah meriah yang juga memberi tuntunan. Untuk umat Islam, umpamanya, Katanta Taqwanya Setiawan Djody dkk., atau Nada dan Dakwahnya Rhoma Irama. Ini lebih cocok dan bermanfaat. Akhirnya, dengan berkaca dari tragedi Metallica itu, Pemerintah sah-sah saja membatasi, memperketat, bahkan melarang setiap kegiatan pengumpulan massa yang cenderung menimbulkan keberingasan. Tapi itu akan efektif untuk sementara waktu. Sebab, dalam era globalisasi ini, dunia semakin terbuka dan transparan. MANG EMSU Margahayu Raya A-II/206 Bandung 40286

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus