Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Tunggu penelitian berikutnya

Azt obat untuk mengatasi hiv. namun, tak perlu tergesa-gesa berkesimpulan. publikasi para peneliti selanjutnya kita tunggu. jangan berdasarkan hasil penelitian satu saja.

15 Mei 1993 | 00.00 WIB

Tunggu penelitian berikutnya
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Media di Indonesia baru-baru ini yang mengungkapkan hasil penelitian tentang manfaat AZT untuk infeksi HIV asimptomatik yang dimuat majalah kedokteran Lancet 3 April 1993. Berita itu tidak hanya menarik bagi kalangan kedokteran, tapi juga bagi para penderita HIV yang sedang menggunakan obat AZT. Sebab, tulisan itu mengesankan bahwa AZT tidak bermanfaat untuk AIDS. Apa memang benar demikian? Kita dapat memahami kegelisahan mereka karena sampai saat ini AZT masih merupakan obat pilihan utama untuk infeksi HIV. AZT adalah obat AIDS yang diakui oleh FDA sejak tahun 1987. Sekarang obat ini digunakan oleh sekitar 300.000 penderita HIV setiap tahun. FDA mengakui khasiat obat ini karena memang ternyata bermanfaat untuk meningkatkan, baik kelangsungan maupun kualitas hidup, penderita AIDS. Bagaimana dengan penderita yang tanpa gejala? Apakah obat AZT ini mampu memperlambat perjalanan penyakitnya menuju AIDS? Penelitian, mula-mula dilakukan pada penderita tanpa gejala ini yang mempunyai kadar limfosit T4 rendah (di bawah 500/dl). Beberapa dari penelitian itu membuahkan hasil yang menggembirakan, sehingga uji klinis juga dilakukan untuk kelompok penderita asimtomatik yang kadar limfosit T4-nya tinggi (di atas 500/dl). Hasil uji klinis pada kelompok tanpa gejala ini masih belum ada kesepakatan. Banyak penelitian yang menunjukkan hasil baik, tapi ada juga yang menunjukkan tak ada perbedaan progresivitas dan mortalitas antara kelompok yang memakai AZT secara dini dan yang memakainya kemudian (seperti yang dilaporkan majalah Lancet 3 April 1993 ). Perbedaan hasil uji klinis ini adalah hal biasa dalam ilmu kedokteran. Kita akan memperoleh informasi yang lebih jelas bila membaca lebih banyak hasil penelitian uji klinis yang dilakukan. Karena itu, untuk menentukan apakah AZT bermanfaat atau tidak bagi pengobatan infeksi HIV tanpa gejala, sebaiknya kita tunggu publikasi para peneliti selanjutnya dan kita tidak hanya mengambil kesimpulan berdasarkan satu penelitian saja. DR. SAMSURIDJAL Anggota Poksisus AIDS FKUI/RSCM Salemba 6, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus