Pengindriaan jauh: juga pernah ...

TEKNIK pengindriaan jauh diterapkan untuk menyibak rahasia makam firaun (TEMPO 20 September Ilmu & Teknologi. Dengan bantuan citra satelit Landsat-5 bisa ditafsirkan letak sumber air di sekitar piramid. Dalam artikel itu terdapat kalimat, "Pemakaian alat pengindriaan jarak jauh ini baru pertama kali digunakan dalam arkeologi." Saya ingin menambahkan penggunaan pengindriaan jauh untuk arkeologi, sebenarnya, sudah sering dilakukan. Pertama kali dicobakan pada lokasi monumen Bronze Age di Stonehenge Inggris 1906 dengan pemotretan dari sebuah balon udara. Foto udara juga dipakai antara lain dalam menafsirkan lokasi kampung-kampung purba di Eropa Barat situs Romawi kuno di Kingscote, Inggris, kota kuno Teotihuacan di Meksiko, melokalisasikan perkampungan Indian purba di Amerika. Kehadiran teknologi ruang angkasa ternyata lebih memacu perkembangan teknik pengindriaan jauh untuk arkeologi. Misalnya ditemukannya sistem persawahan purba di padang Sahara Afrika dari Shuttle Imaging Radar-A dipotret oleh Space Shuttle Columbia 1981. Metodologi teknik pengindriaan jauh, mirip yang dilakukan di makam firaun ini, sebenarnya, pernah pula dilakukan tim Universitas Gadjah Mada dan Bakosurtanal sekitar 1981 untuk menentukan lokasi istana Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Dari foto udara infrared dapat ditafsirkan adanya daerah sekeliling istana berpola teratur mempunyai tingkat kelembapan tinggi yang kemudian diperkirakan sebagai parit-parit purba sekeliling benteng istana dan dahulu dipenuhi air untuk membendung serangan musuh. Penggunaan citra Landsat infrared, tampaknya juga dipakai dalam penyelidikan makam firaun ini. Jadi, apa yang dikerjakan ahli-ahli AS itu ternyata mirip dengan yang dilakukan ahli-ahli Indonesia, lima tahun lalu. I. SOESILO Remote Sensing Lab. Department of Geology University of Iowa Iowa City, IA 52242-USA