Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Rrc: dan revolusi kebudayaan ii

Reformis cina, zhao mengakui cina mengalami kemunduran, sumber energi, transportasi dan telekomunikasi meski puritanisme sudah ditinggalkan. dikhawatir kan revolusi kebudayaan ii muncul lagi. (kom)

18 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMBACA artikel Kang You Wei dan Jejak Jepang (TEMPO, 16 Agustus, Kolom), saya teringat sebuah artikel yang pernah dimuat dalam Labour Daily, 2 November 1985 berjudul 10 Turning Point Riset Ilmu Ekonomi Cina yang ekornya menggemparkan kaum teoretikus RRC yang lazim dikenal dengan istilah "Peristiwa Marthin". Saya juga kurang tahu apakah penulis kolom (Bapak A. Dahana) sudah membaca dengan saksama hasil laporan PM Zhao dalam Kongres Rakyat Pleno ke-6 tentang Pelita ke-7 yang berakhir pada 12 April? PM Zhao secara jujur mengakui sumber energi transpor dan telekomunikasi masih sangat terbelakang. Juga faktor merosotnya produksi pangan jumlah areal tanah garapan mengecil, perusahaan di perkotaan menyedot tenaga kerja pertanian swasembada teknologi pertanian siklus pembangunan ekonomi khas RRC dan lain-lain. Kelompok reformis yang berambisi besar bahwa pada 2000 sudah terealisasikan GNP per kapita US$ 800 s/d US$ 1.000, patokan mereka tiada lain dari ekspor minyak bumi agar memperoleh devisa. Namun terdapat hambatan berupa anjloknya harga minyak bumi melesetnya jumlah investasi asing jumlah kota/zone ekonomi istimewa yang semula berjumlah 12 sudah diciutkan dan kini tinggal 4 lagi. Memang mereka mendambakan mengalirnya modal sisa Jepang tapi para pengusaha Jepang yang dijuluki economic animal itu, tiada lain, mengejar laba besar dan melupakan kebajikan partner-nya. Pendek kata walaupun RRC kini sudah meninggalkan puritanisme ala Mao kelompok konservatif yang dimotori Veteran Hu Chiao Muk Deng Lik Chiun dkk masih berpotensial besar dalam percaturan ideologi di panggung politik RRC. Sehingga Wang Mung sebelum dipilih menjadi menteri kebudayaan kelompok Zhao/Hu harus berkompromi dengan kelompok konservatif. Ditinggalkannya puritanisme ala Mao oleh Deng dkk bukan mustahil akan menyebabkan meletusnya Revolusi Kebudayaan II kelak Dan lebih bergelora dari sulutan pertamanya pada 16 Mei 1966. Itu kalau Deng Hu Zhao lebih cepat pergi daripada para veteran konservatif sedangkan Li Peng dan Hu-Chi-Lik tampaknya merupakan "pintu belakang kebakaran" atau dalam bahasa Mandarin huow yien shik huo. Menjadi pertanyaan apa gerangan yang bakal terjadi di negara berpenduduk 1 milyar ini? ANDREAS HONPIANGKONG d/a Jalan Krendang Timur Gang 6 Nomor 2 Jakarta Barat 11260

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus