DUA artikel mengenai perikanan, sekitar "kematian ikan di Teluk Jakarta (TEMPO, 16 Agustus, Laporan Utama) dan merosotnya produksi ikan lemuru di Selat Bali" (Ekonomi & Bisnis) seharusnya menggugah para ahli perikanan kita untuk turut memecahkan problem itu. Untuk masalah kematian ikan di Teluk Jakarta, Pak Emil dengan sigap mencoba mengungkapkan, apa yang terjadi di balik peristiwa itu. Saya mengangkat topi untuk Pak Emil. Semoga berhasil. Tetapi untuk masalah merosotnya produksi ikan lemuru di Selat Bali, kelihatannya hanya akan menyerah pada keadaan (mudah-mudahan tidak!). Dugaan bahwa penyebab merosotnya produksi ikan lemuru adalah perubahan musim (?), mungkin betul tapi tidak jelas. Menurut saya, data produksi ikan lemuru dua tahun terakhir itu (yang disajikan TEMPO) menurun begitu tajamnya, sehingga merupakan problem besar. Ini merupakan indikasi, penangkapan ikan lemuru yang berlebihan atau over fishing. Kalau pendapat saya itu benar, tentunya, persoalan ini berkaitan dengan masalah kelestarian fauna khususnya ikan lemuru. Dan, kalau sudah menyangkut kelestarian, mungkin, yang dikerling juga Pak Emil. Saya berpendapat, masalah ikan lemuru ini harus dipecahkan dengan segera. Jika ini dibiarkan begitu saja, mungkin, suatu saat ikan lemuru akan menghilang dari perairan Indonesia, karena ketiadaan manajemen dalam mengeksploitasi. Sayang, bukan? Secara sederhana, dapat digambarkan bahwa besarnya stok ikan di suatu perairan yang tidak ada penangkapan ikan, setiap tahun hanya akan berkurang oleh adanya natural mortality dan akan bertambah dengan adanya recruitment. Sehingga, stok ikan di sana berlimpah. Kemudian, manusia datang ke perairan itu untuk mengeksploitasikan ikan tersebut sehingga kini ada dua macam mortality: natural morblity dan fishing mortality. Mua-mula, fishing mortality dapat ditingkatkan sampai batas tertentu, sehingga terdapat keseimbangan antara total mortality (yaitu natural mortality dan fishing mortality) dan recruitment. Bila fishing mortality ditingkatkan lebih lanjut, maka terjadi ketidakseimbangan antara totalmortality dan recruitment. Bahkan, recruitment akan berkurang terus karena semakin sedikitnya stok yang tersisa akibat penangkapan ikan. Karena itu, bila penangkapan ikan tidak disetop untuk jangka waktu tertentu lama-lama ikan akan habis. Regulasi yang telah umum dianjurkan untuk melindungi stok ikan ada bermacam-macam, di antaranya: closed seasons (larangan penangkapan ikan pada spawning season), closed areas (larangan penangkapan ikan di spawning areas), prohibited methods (larangan penggunaan bahan peledak. Bahkan, larangan penggunaan alat penangkap ikan yang efisien, seperti purse line, pada daerah yang jumlah nelayannya berlebihan), protected females (larangan penangkapan ikan betina yang sedang mengandung telur), dan protected young (larangan penangkapan ikan yang masih muda). MAMAN H. SUPARTA Fish Reproduction Section Department of Physiology University of Queensland St. Lucia, Qld 4067 Australia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini