Saya tak sependapat dengan Saudara Mutasim Billah yang mengatakan bahwa RCTI bila disiarkan secara nasional kemungkinan besar menimbulkan implikasi yang kurang menguntungkan (TEMPO, 25 Mei 1991, Komentar). Menurut saya, kemungkinan tersebut memang ada. Tapi, dalam globalisasi yang digalakkan sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan perkembangan-perkembangan baru yang positif. Film-film Barat yang ditayangkan RCTI selama ini tidaklah terlalu merusak nilai-nilai agama atau budaya kita, yang sangat kita agung-agungkan ini. Malah di antara film-film RCTI itu banyak memberikan informasi yang berguna dan bersifat mendidik walau unsur pendidikannya hanya sekian persen. Misalnya, film-film tentang kehidupan keluarga yang ditayangkan RCTI. Seharusnya, kita bisa menangkap unsur-unsur positif film-film sejenis itu. Jadi, janganlah kita hanya menilai dari aspek negatifnya saja sehingga menghambat penyaluran informasi yang kita butuhkan. Saya berharap sekali RCTI segera bisa on air secara nasional seperti TPI, yang baru lahir, bisa menasional. Saat ini, RCTI hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu di Jakarta. Bagaimana dengan penduduk atau masyarakat di luar Jakarta (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain) yang tidak memiliki parabola? JON HENDRI FKIP Unri Bahasa Inggris D-3 Pekanbaru
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini