Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Sama-sama terpaksa

Konperensi kependudukan dunia di mexico, membahas kependudukan rrc. disebutkan teknik pemaksaan terhadap penduduk. masalah kependudukan harus ditanggulangi agar tidak berebut segala fasilitas.

6 Maret 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENDUDUK negeri kami sama dengan penduduk Amerika Serikat tambah Uni Soviet tambah Jepang tambah Inggris tambah Prancis, begitu kata seorang ahli kependudukan RRC. Memang RRC dihuni lebih dari satu milyar jiwa sekarang, mewakili lebih seperlima umat manusia. Hasil "sensus modern" pertama RRC 1953 menunjukkan jumlah penduduk daratan Cina 583 juta. Jumlah yang begitu besar menimbulkan rasa bangga waktu itu. Menurut ajaran Marx, bukankah rakyat yang besar itu produsen paling besar? Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak tangan yang bekerja untuk menegakkan kemakmuran. Kemudian, kenyataan mengajari mereka mengubah sikap. Walau KB tidak diprogramkan secara resmi, pertengahan 1956 propaganda KB diintensifkan. Klinik dan poster KB bermunculan. Undang-undang pengguguran, usia kawin minimum dinaikkan menjadi 20 tahun untuk pria dan 18 tahun untuk wanita. Namun, sebelum propaganda berumur setahun, ia mengalami pasang surut. Dari sana-sini bermunculan kritik bahwa itu ulah "golongan kanan". Tahun 1958, dengan dicanangkannya 'Loncatan Jauh Ke Depan' KB ditinggalkan sama sekali. Barangkali karena mengalami krisis pertanian tiga tahun berturut-turut, tahun 1962 propaganda pembatasan kelahiran dibangkitkan kembali dan peningkatan usia kawin ditekankan lagi. Mao Zedong menyarankan wanita menunda perkawinan sampai umur 23 tahun dan pria sampai 26 tahun. Walau ini bukan peraturan, pengaruhnya besar sekali. Pada zaman Pasukan Merah (1966-1969) pamor KB merosot. Tetapi pembatasan kelahiran tetap merupakan program pemerintah. Kian lama program itu kian digalakkan. Di desa-desa dan komun-komun, pengeras suara menyampaikan pesan KB dan keluarga kecil. Poster-poster menganjurkan dua anak dalam keluarga. Ketika kebijaksanaan kependudukan ditingkatkan lagi pada 1978, dikumandangkan kampanye "cukup satu anak". Dua maksimum. Tahun 1980 kebijaksanaan itu diperkeras lagi. Insentif dan pelbagai prioritas diberikan kepada mereka yang cuma punya satu anak. Sebaliknya pada keluarga dengan tiga anak dipikulkan berbagai beban. Target mereka tidak alang-kepalang. Tercapai zero population growth (ZPG) atau 'pertumbuhan penduduk nol' sebelum tahun 2000. Berhenti pertambahan ketika jumlah penduduk seputar 1,2 milyar nanti. Para ahli menganggapnya mustahil, tapi RRC mau mendobrak kemustahilan. Suara burung perihal ekses-ekses program sudah terdengar: orang membunuh bayi perempuan sebab ingin anak lakilaki terjadi keresahan di beberapa tempat. Namun tidak ada yang menyangkal kesuksesan program itu, dalam arti penurunan tingkat kelahiran yang dahsyat. *** Di selang-seling 30 sidang formal di gedung yang megah itu - Convention Center, Manila--diselipkan 12 sidang informal. Berbeda dengan Konperensi Kependudukan Dunia sebelumnya di Mexico City, kali ini sengaja ditambahkan dua sidang khusus. Satu di antaranya perihal penduduk RRC, untuk acara hari Senin 14 Desember pukul 17.30 - 20.00, di Ruane No.11. Pesertanya sangat banyak. Jauh lebih banyak dari peserta sidang formal perihal penduduk Sub-Sahara Afrika keesokan harinya. Ahli-ahli dari seluruh penjuru ingin tahu apa yang terjadi di negeri raksasa bertabir bambu itu. Dan yang membuatnya lebih khusyuk, hadir pula delapan tokoh kependudukan RRC di tengah peserta, semuanya berpakaian lengkap dan rapi, seolah berasal dari negara kapitalis. Mereka tidak duduk di depan. Suara mereka dititipkan kepada tokoh kawakan dari Universitas Princeton, Prof. Ainsley Coale, yang juga menjadi ketua sidang, disusul komentar Dr. John Aird. Uraian Ainsley Coale sangat jelas singkat dan padat, didasarkan pada karangan Dr. Lin Zheng dan Dr. Lin Fu De, yang juga dicetak dan diedarkan secara khusus oleh penyelenggara. Pada akhir 1980, jumlah penduduk mencapai 1 milyar tahun 1969 tingkat kelahiran 33,0 di perkotaan dan 40,3 di pedesaan, masing-masing menciut menjadi 14,0 dan 18,8 tahun 1978- walau tingkat kelahiran menurun dengan pesat, pertumbuhan penduduk masih di atas 1%- penduduk masih berusia muda 36,8% di bawah usia 14 tahun - mayoritas penduduk (87% tinggal di pedesaan slogan Zou Enlai: paling baik satu anak, dua anak tak apa, tapi tiga terlalu banyak kalau kampanye satu anak sukses, ZPG tercapai sebelum tahun 2000, dengan kosekuensi struktur umur cepat menua. Dr. John Aird, ahli dan pengamat Cina yang kaya informasi, mengutak-atik pelaksanaan KB. Kasus demi kasus dia ungkapkan--menurut koran ini, menurut buletin itu--perihal kesukaran pembatasan 1 anak. Disebutkannya kasus dari provinsi-provinsi tempat terjadinya keresahan dan insiden-insiden. Juga disebutkannya teknik-teknik pemaksaan terhadap penduduk. Setahu apa, pembicaraannya berlarutlarut sekitar itu, membikin para peserta terheran-heran. Seorang anggota delegasi Cina buka suara. Dibantu seorang penerjemah, diakuinya program terbesar di dunia itu punya kelemahan, tapi menuduh kritikan itu bersifat mengorek-ngorek dan terlalu bersandar pada clippings koran yang tendensius. Suasana menjadi kurang gairah, lantaran terjepit oleh persoalan moral. Udara dikabuti kutukan terhadap paksaan. Untunglah tampil tokoh tua dan tampan, Prof. Kingsley Davis dari California, untuk memberi komentar pendek tapi penting. Kita tidak melihat persoalan paksaan ini dalam proporsinya yang benar, kata ahli itu dengan tandas. Siapakah dari kita yang bebas dari kewajiban, tekanan dan paksaan? Kita tidak diminta memilih nyopir sebelah kiri atau kanan. Sudah ditentukan dengan tegas. Di tempat tertentu ditentukan satu arah. Ongkos parkir ditentukan. Pajak ditentukan. Begitu banyak contoh paksaan yang kita alami, yang merupakan bagian dari hidup kita. Itu konsekuensinya kalau mau hidup bermasyarakat dan kalau ada rencana memajukan masyarakat. Sama-sama terpaksa. Dan perlu disadari, keluarga yang beranak banyak jadi tukang rebut dalam masyarakat. Merebut berbagai fasilitas yang terbatas. Merebut fasilitas pendidikan, fasilitas transportasi, fasilitas kesehatan dan lain-lain. Mereka merampok. Beberapa peserta saling memandang, nampaknya mengiakan Kingsley Davis. Tidak disangka tokoh besar Amerika ini memberi pembelaan terhadap Cina Komunis Jelas sekali profesor yang tersohor ini amat sadar bahwa masalah kependudukan itu harus ditanggulangi, sadar betapa peliknya pelaksanaannya. Dan betapa besarnya komitmen pemerintah dan masyarakat yang diperlukan untuk itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus