Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Silakan Pesan: Einstein atau Monster

Lengkap ditemukan peta gen manusia. Suatu perubahan besar bakal terjadi meski belum dalam waktu dekat—masih harus ada kerja keras.

2 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK sebagaimana ledakan bom, serbuan Saddam Hussein, atau Piala Eropa, yang terjadi di sebuah laboratorium di suatu tempat pekan lalu tak menimbulkan tanggapan ramai—setidaknya di Indonesia. Itulah hasil riset bertahun-tahun sebuah proyek yang disebut Human Genome Project, yang didanai beberapa negara untuk menemukan peta gen manusia—dan pekan lalu diumumkan peta itu telah ditemukan komplet. Sebenarnya, dalam waktu yang hampir bersamaan, sebuah riset yang lain menemukan hal yang sama: riset dari perusahaan Celera Genomics. Yang ini atas usaha swasta, dipimpin seorang ilmuwan bernama Craig Venter. Inilah temuan terpenting pada akhir abad ke-20 (atau awal abad ke-21?). Ada yang menyamakannya dengan temuan mesin cetak pada abad ke-15: dunia pun berubah karenanya. Mungkin lebih tepat membandingkannya dengan temuan listrik. Dari listrik ini bisa lahir bermacam alat, dari yang sederhana sampai yang kompleks. Peta gen manusia komplet; artinya, semacam reparasi terhadap calon manusia baru bisa dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Anda bisa merekayasa agar jabang bayi lahir lebih cerdas daripada Anda atau lebih kuat daripada Mike Tyson. Caranya, kira-kira, mengganti gen yang mempengaruhi kecerdasan dan kekuatan pada si calon jabang bayi, dengan gen yang diinginkan. Atau, bila Anda punya garis keturunan pengidap diabetes, misalnya, dengan mereparasi gen yang menimbulkan penyakit ini, anak Anda bisa terbebas dari penyakit gula itu. Singkat kata, sebagaimana penemuan yang lain, soal gen ini pun punya dua sisi: yang bermanfaat bagi hidup, dan yang sebaliknya—meneror, menyengsarakan, bahkan memusnahkan hidup. Tentu bisa dibuat undang-undang internasional dengan pengawasan ketat dan sanksi mahaberat. Orang tak boleh seenaknya mereparasi gen. Tentu juga kebocoran besar atau kecil di sana-sini akan tetap ada. Yang lebih mencemaskan, kerja bioteknologi tak sepenuhnya bisa dikontrol. Akan ada "kecelakaan" yang tak disadari dan yang akan bereaksi di luar dugaan. Jadi, meski nanti semua orang tanpa kecuali berdisiplin tinggi dan hanya memanfaatkan peta gen untuk hal-hal yang positif, tetap terbuka "kecelakaan" itu. Entah karena angin atau gempa, kerja bisa sedikit meleset, dan yang lahir bukan manusia sehat sempurna, melainkan makhluk yang penuh kebencian terhadap hidup. Masalahnya: akankah penemuan ini dibuang saja, atau terus dimanfaatkan? Agaknya, manusia memang tak terbebas dari kecelakaan—karena dunia bukan surga. Yang bisa dilakukan menekan risiko sekecil mungkin, dan semua pemanfaatan peta gen ini diumumkan terbuka agar kontrol bisa dilakukan dari sudut dunia mana pun. Lalu, perlu diantisipasi agar andai terjadi kecelakaan itu—muncul monster atau bahaya yang belum bisa dibayangkan—dunia siap dengan penanggulangannya. Sebuah dunia yang statis, tanpa kemajuan, pasti sangat membosankan—dan dalam kestatisan itu, toh, pasti juga ada ancaman. Jadi, kenapa takut?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus