Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Solidaritas untuk Rio Haryanto

Walau untuk "duta bangsa", tak etis pemerintah mengguyurkan dana jumbo kepada pembalap Rio Haryanto. Lebih baik melibatkan swasta.

14 Maret 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRAKARSA Kementerian Pemuda dan Olahraga menggalang dana untuk pembalap Rio Haryanto agar mulus berlaga di Formula 1 memang dibutuhkan. Keikutsertaan Rio merupakan promosi besar-besaran bagi Indonesia. Namun, janganlah uangnya diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Adalah berlebihan jika Kementerian berkeinginan menyumbang Rp 100 miliar kepada Rio Haryanto. Balap mobil di sini bukan olahraga masyarakat. Mengucurkan uang negara sebesar itu hanya kepada seorang atlet otomotif di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil kuranglah etis. Pemerintah harus mencari cara kreatif melobi para taipan swasta untuk membantu Rio.

Seperti kita ketahui, Rio resmi bergabung dengan klub Inggris, Manor Racing. Agar masuk sebagai pay driver, ia harus membayar 15 juta euro (sekitar Rp 225 miliar). Uang itu antara lain untuk mengembangkan mesin Mercedes yang akan digunakan sebagai "jet darat"-nya. Rio sudah menyetor uang muka sekitar 7 juta euro, sebagian dari kocek pribadi ayahnya.

Terasa memang hawa kapitalisasi Manor Racing. Sebelumnya, pembalap Will Stevens yang pernah masuk Manor Racing menolak bergabung lagi karena baginya 15 juta euro terlalu tinggi. Tapi memang tak bisa dihindari kodrat komersial arena balap. Adalah tetap penting berlaga di Formula 1. Apalagi bila sasarannya branding Indonesia. Trend branding kini menggunakan "anak-anak muda ajaib" sebagai brand ambassador. Joey Alexander, pianis cilik yang menembus Grammy, merupakan contoh bagaimana memberikan citra positif bagi Indonesia. Bisa dibayangkan efek promosinya bila Rio bertanding sepanjang musim. Sirkuit Albert Park, Melbourne, 18-20 Maret hanyalah awal. Selanjutnya ia akan tampil 20 kali di sirkuit dunia. Semuanya ditayangkan ke lebih dari 200 negara.

Yang jadi soal, Kementerian Olahraga terlihat belum punya pengalaman mencari dukungan swasta untuk branding kelas dunia ini. Ada tiga jenis sponsor untuk Formula 1: sponsor utama, co-sponsor, dan yang kecil. Sponsor utama akan mendapat tempat logonya di sidepod atau bagian samping mobil. Logo co-sponsor biasanya di bagian samping sayap belakang atau spion. Lalu ada logo-logo kecil. Selain di badan mobil, logo sponsor akan dikenakan di pakaian tim.

Penggalangan dana untuk sponsor yang dilakukan Kementerian Olahraga masih mirip dengan saweran musibah banjir. Ide memotong gaji pegawai negeri sungguh konyol. Terlihat Kementerian masih mengandalkan BUMN seperti Garuda dan Pertamina, yang bukan pertama kali menyumbang Rio. Pada Grand Prix 2, perusahaan ini membantu 3,5 juta euro.

Jangan sampai Malaysia tiba-tiba masuk bekerja sama dengan manajemen Rio. Malaysia selama ini dikenal agresif terlibat dalam Formula 1. Sudah 21 tahun Petronas menjadi sponsor Formula 1. Bukan rahasia pula bahwa Manor Racing MRT05, mobil yang akan digunakan Rio, menggunakan bahan bakar Petronas Primax buatan Petronas. Pelumas yang dipakai juga Petronas Syntium.

Amat memalukan pula bila mendadak Singapore Tourism Board turun tangan memasarkan Rio. Tak ada kata lain, Kementerian Olahraga harus mati-matian meyakinkan para pengusaha kita bahwa mendukung Rio Haryanto sebagai duta global sport merupakan investasi jangka panjang. Bila tampil konsisten saja dalam 21 putaran, Rio akan semakin dilirik semua media di dunia. Dan itu bisa mendatangkan keuntungan bagi siapa saja yang membantunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus